Ali Akbar Hashemi Rafsanjani, mantan presiden Iran, di
Teheran pada 2015. [Photo Credit: Ebrahim Noroozi /
Associated Press]
|
KABARKALTIM.Co.Id, Teheran - Televisi pemerintah Iran pada hari Minggu (8/1/17)
mengkonfirmasi kematian Ali Akbar Hashemi Rafsanjani, mantan presiden
dan tokoh reformis terkemuka Iran, yang mengalami stroke pada hari
Minggu. Beliau wafat di usia 82 tahun.
"Ayatollah Hashemi
Rafsanjani, kepala dewan penegasan kemanfaatan, setelah seumur hidup
berupaya tanpa henti membawa jalan Islam dan revolusi, meninggalkan dunia
ini," demikian ticker yang terbaca di televisi pemerintah Channel One,
sebagaimana dilansir oleh koran The New York Times.
"Dia akan dikenang," kata Farshad Ghorbanpour, seorang
analis politik dekat dengan kaum reformis. "Dia semakin tak berdaya,
tetapi memberi kami harapan. Sekarang kita harus melakukan tanpa dia."
Rafsanjani memiliki karir yang panjang sebagai seorang revolusioner,
tetapi juga diduga mengumpulkan kekayaan dan pengaruh yang besar dalam
proses tersebut. Dia adalah salah satu pemimpin revolusi Islam Iran 1979, dan
salah seorang pembantu utama dari pendiri republik Islam, Ayatollah
Ruhollah Khomeini. Dia juga memainkan peran sebagai salah satu
'kingmaker' dalam menentukan dan memilih penerus peran pemimpin
tertinggi Iran saat ini, Ayatollah Ali Khamenei.
"Dia adalah
salah satu tokoh paling berpengaruh sebelum dan setelah revolusi," kata
Ali Khorram, mantan duta besar Iran untuk China.
Kematian
Rafsanjani juga merupakan kehilangan bagi Presiden Hassan Rouhani,
sebagai seorang kepercayaan dekat Rafsanjani, dan sekarang menjadi
pemimpin utama bagi mereka yang menyerukan perubahan di Iran.[maxor]
Sumber: [New York Times/Guardian/AP]
Baca Juga :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar