SANGATTA,
KABARKALTIM. CO. ID- Badan Zakat
Nasional Kabupaten Kutai Timur (Baznas Kutim)
tahun 2016 mengelola dana Rp 4,5 miliar yang dikumpulkan dari obyek ZIS
(Zakat, Infaq dan Sedekah, Red). Dana Rp 4,5 miliar itu, menurut Ketua Baznas
Harun Rosyid, 95 persen sudah disalurkan kepada pihak yang dinilai tim lebih
berhak menerima manfaat.
Pendistribusian ZIS
pada lima pokok program kegiatan. Yaitu, Kutim sehat, Kutim cerdas, Kutim
Sejahtera, Kutim peduli, dan Kutim takwa. Harun Rosyid mengurai sasaran ZIS
yang dimaksud. Program Kutim sehat lebih menyentuh pada pemberian bantuan
kepada warga yang tergolong fakir miskin bila sakit. “Warga miskin bila jalani
persalinan di rumah sakit, kami beri bantuan,” tukas Harun Rosyid ketika
ditemui di kantornya, Jl Abdul Wahap Syahrani, Sangatta, Selasa (3/1/2017).
Untuk program Kutim
cerdas, lanjut Harun Rosyid, penyaluran ZIS untuk penduduk miskin aktif
sekolah. Baznas Kutim membiayai 12 mahasiswa yang menimbah ilmu pengetahuan di
Depok, Jawa Barat. Duabelas mahasiswa jenjang pendidikan strata satu (S-1)tersebut rata-rata mengambil jurusan
syariah. Seperti ekonomi syariah, akuntan syariah dan lainnya.
Berikut program Kutim
sejahtera. Ini kegiatan lebih menyentuh pada pemberdayaan bagi pelaku usaha
kecil menengah (UKM). Ada bantuan dana
bergulir tanpa bunga maksimal Rp 5 juta untuk dikembali dalam kurun 24 bulan.
Program Kutim sejahtera ini dikerjasamakan Baznas Kutim dengan Bank Muamalat.
Baznas, juga punya
program Kutim peduli.Program ini lebih menyentuh pada warga yang kena musibah.
Misalnya, banjir atau kebakaran. Baznas Kutim hadir di situ menyalurkan bantuan
sembako atau uang maksimal Rp 1 juta per korban. “Kutim takwa ini pemberian
bantuan kepada muallaf (orang yang baru memeluk agama Islam, Red).
“Kalau dana ustadz
membina muallaf, Baznas Kutim memberi uang pembeli bensin. Begitu pula ketika
ustadz menyampaikan tausiah pada kegiatan majelis taklim. Biasanya kami beri
uang saku,” jelasnya.
Terkait dengan ZIS
yang berhasil dikumpul, itu kebanyakan dari pegawai negeri sipil (PNS), dari
tenaga honorer daerah. Ada pula dari karyawan perusahaan perkebunan kelapa
sawit.
Kalau perusahaan seperti PT Kaltim Prima Coal (KPC), belum ada ZIS-nya.
PT Pertamina, PT Indominco Mandiri, juga belum ada. Mereka selalu mengajak
Baznas untuk sabar menunggu. Tapi realisasinya belum ada sampai awal tahun 2017
ini. Padahal komunikasi terus dibangun Baznas, baik kepada pihak yang telah
mengindahkan Perda maupun kepada pihak yang belum. Kedepan Baznas Kutim akan
terus menjalankan konstitusi demi mewujudkan pelaksanaan program Gerbang Desa
Madu. (baharsikki)
Baca Juga :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar