Desember 01, 2016

Indonesia Didirikan dari Berbagai Macam Latar Belakang



Tohar menyampaikan orasi
"Indonesiaku, Indonesiamu, Indonesia kita bersama", ini merupakan tema yang tertulis di spanduk besar terpampang di panggung acara Nusantara Bersatu di lapangan Petung Penajam Paser Utara (PPU). 


Sekretaris Daerah Kabupten PPU H Tohar, Memulai orasinya Tohar melontarkan pertanyaan kepada seluruh hadirin yang ikut dalam acara Nusantara Bersatu, apa makna berkumpulnya warga di lapangan ini dengan berbagai latar belakang. ”Mari kita bertanya kepada hati kita semua, bertanya dan instrospeksi kepada diri kita masing-masing untuk apa kita hadir di sini,” tanya Tohar. 



Kemajemukan Indonesia sebagai suatu anugerah
"Kita lihat kanan kiri kita saat ini, pakaian sudah tidak seragam, rambut juga tidak sama kulit tidak sama tapi lihat apa yang kita ikatkan di kepala, hadirin menjawab Merah putih, inilah yang mempererat persatuan kita, para pendiri negara kita sadar betul bahwa negara kita didirikan dengan berbagai suku, macam-macam agama, macam-macam latar belakang yang lain, itu kita sadar betul, oleh kerena itu kita datang ke sini untuk datang menyegarkan kembali mengingatkan kita kembali bahwa Indonesia didirikan atas bermacam-macam golongan, bermacam-macam suku, bermacam-macam ras suku dan lain sebagainya kita sadar betul,". 


Para pendiri negara kita telah menancapkan Pancasila sebagai dasar Negara, pada sila ketiga ialah Perasatuan Indonesia karena itu kita sadar betul Indonesia ini bisa eksis karena persatuan dan Kesatuan, sangat menarik apa yang disampaikan ketua adat Riduan, bahwa suku tetap ada karena itu tidak bisa kita nafikkan, Indonesia berdiri diatas itu, ketika  persatuan harus kita jaga sekarang yang harus kita jaga apanya, perilaku kita terhadap bangsa ini, kita hadair dengan berbagai latar belakang, mari kita sesuai dengan latar belakang kita, kedepankan nilai-nilai yang positif sehingga bangsa ini tetap tegak berdiri. 

Kasi Intel Kejari PPU juga menyampaikan orasinya. "Bangsa Indonesia telah belajar banyak dari penjajahan dulu bahwasanya Negara  Indonesia telah dijajah selama 350 tahun, dengan berbagai macam cara, dengan berbagai macam propaganda, dengan meperopaganda kita dengan politik Devide et Invera, tapi itu tidak mempan, saudara juga harus ingat bahwasanya kemerdekaan Indonesia yang diraih oleh para pahlawan kita dibutuhkan pengorbanan yang sangat besar, nyawa harta benda, dan juga pikiran, untuk itu saya menekankan sekali lagi disini bahwasanya Negara Indonesia adalah harga mati, persatuan Indonesia adalah yang utama, jangan sampai kita diterpa isu atau gosip yang dapat mempengaruhi persatuan dan kesatuan bangsa ini,".
 
 Kapolres PPU  AKBP Teddy Ristiawan, juga menyampaikan orasinya. Teddy menyebut, perjuangan Rakyat Indonesia selama 350 tahun dijajah oleh Belanda, kita sama sama tahu bahwa kemerdekaan ndonesia tidak didapat dari Undian, kemerdekaan  dapatkan dari darah dan air mata untuk itu  mari kita isi kemerdekaan ini dengan menjauhi narkoba.  "Kita isi kemerdekaan dengan menghindari perpecahan, kita berbeda-beda namun kita tetap Indonesi": kata Teddy. 


Tak ketinggalan Dandim 0913 PPU Adi Suryanto.  "Kita buktikan bahwa kita tetap bangga dengan Indonesia, bangsa Indonesia merdeka bukan pemberian, merdeka bukan hasil mengemis tetapi merdeka adalah hasil berjuang, para orang tua kita berjuang mereka rela mati demi  anak cucunya, kita yang ada di sini pun lebih baik mati daripada anak cucu kita dijajah, sekarang kita yang hasur mengisi kemerdekaan ini,".


"Salah satu contoh pelajaran SD bila satu lidi sangat mudah  untuk dipatahkan, namun jika lidi bersatu seperti sapu sulit dipatahkan demikian pula Negara  Indonesia berpecah belah mudah dihancurkan namun bila bersatu dalam bingkai NKR niscaya tak akan bisa dipatahkan atau dihancurkan oleh siapapun mari tetap menjaga persatuan dan kesatuan Repubilk Indonesia,". (humas8)   



   
Baca Juga :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar


Follow Kami

NEWS UPDATE

POPULER

INFO LOWONGAN KERJA

JADWAL PENERBANGAN BANDARA SAMS SEPINGGAN BALIKPAPAN

INFO CUACA KALTIM