Ahmad Usman, pimpin rapat kawasan Minapolitan (haru/kk) |
Menurut Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten PPU, Ahmad Usman, minapolitan merupakan konsep pembangunan ekonomi berbasis perikanan
dengan pendekatan dan sistem manajemen kawasan berdasarkan prinsip
integrasi, efesiensi, kualitas dan akselerasi tinggi.
“Kawasan minapolitan merupakan kawasan ekonomi yang terdiri dari
sentra-sentra produksi dan perdagangan komoditi kelautan dan perikanan,
jasa, perumahan, dan kegiatan lainya yang saling terikat,” kata Usman
kepada kabarkaltim.co.id di sela-sela rapat pembahasan minapolitan di Kantor
Dinas Perikanan dan Kelautan Kab PPU, Kamis (03/11/2016).
Konsep ini bekerja sama dengan lintas dinas dan diharapkan kepada
dinas yang terkait bisa menggelar program-program yang bisa mempercepat
pembangunan di kawasan perikanan dan menjadikan kawasan ekonomi baru dan
sebagai sentral pusat minapolitan Desa Babulu Laut. “Kenapa pilihannya
adalah Desa Babulu Laut? Karena di sana ada hamparan tambak yang satu
desa ada 2.000 lebih hektare dan potensinya dan posisinya di atas ribuan
hektare di atas itu,” lanjutnya.
Rapat pembahasan kawasan Minapolitan (haru/kk) |
Dengan dukungan Dinas Pekerjaan Umum dengan jalan maupun saluran,
serta Dinas Kesehatan dari masalah kesehatan, serta dari perizinan dan
Bappeda, semuanya saling mendukung otomatis akan mempercepat pembangunan,
dan nantinya ada kegiatan seperti pasar ikan. Dengan begitu, masyarakat
bisa melakukan budidaya seperti tambak ikan bandeng dan budidaya rumput
laut dan otomotatis nantinya diharapkan produksi makin meningkat
sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat itu sendiri.
“Kegiatan ini merupakan bantuan kementerian Perikanan dan Kelautan.
Tahun 2015 kita melakukan uji coba di bawah 5.000 hektare di Desa Babulu
Laut, bagaimana budidaya ikan bandeng yang selama ini secara alami bisa
sampai 7-8 bulan baru panen, dengan adanya konsep ini diharapkan bisa
sampai 4 bulan atau 5 bulan bisa panen sehingga ada efisiensi waktu,”
tambah Usman.
Dengan contoh-contoh pendampingan yang pihaknya lakukan dari hasil
studi banding di Pulau Jawa diharapkan bisa dilanjutkan masyarakat yang
biasanya mereka menunggu panen 8 bulan menjadi 4 bulan sehingga ada
efisiensi waktu meningkatan pendapatan masyarakat.
“Untuk di Kaltim hanya dua kawasan minapolitan yakni Kabupaten Kutai
Kartanegara dan Kabupaten PPU. Untuk program ini berjalan terus dan
sejak 2011-2012 dan sampai sekarang berjalan, dan terus diberikan dana
untuk menggerakan program ini,” imbuhnya.
Anggaran untuk konsep ini untuk tahun lalu Rp 700 juta dan untuk tahun
ini 2016 akibat rasonalisasi anggaran sekitar hanya Rp 200 juta dan
tetap berjalan.
“Kami punya penyuluh, dan kami sendiri turun kelapangan dan kita hadirkan pembudidaya, kita belajar bagaimana caranya tata kelola budidaya ikan bandeng, dan untuk konsep ini per kelompok dan di Desa Babulu Laut ada puluhan kelompok tetapi untuk mendapatkan projek itu harus 3 kelompok per tahun,” tambahnya. (hmd)
“Kami punya penyuluh, dan kami sendiri turun kelapangan dan kita hadirkan pembudidaya, kita belajar bagaimana caranya tata kelola budidaya ikan bandeng, dan untuk konsep ini per kelompok dan di Desa Babulu Laut ada puluhan kelompok tetapi untuk mendapatkan projek itu harus 3 kelompok per tahun,” tambahnya. (hmd)
Baca Juga :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar