![]() |
Salmawati |
PENAJAM, KABARKALTIM.CO.ID-Masyarakat Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) membutuhkan sosok
atau figur baru dalam mewarisi jabatan Bupati saat ini Yusran Aspar untuk
memimpin daerah ini ke depan. Hal ini disampaikan Salmawati-salah satu tokoh masyarakat PPU yang bertempat tinggal di Kelurahan Sungai Parit
Kecamatan Penajam Kabupaten PPU, kepada kabarkaltim.co.id, Kamis (6/10/2016) di kediamannya.
Keinginan ini
kata Salmawati karena masyarakat membutuhkan perubahan total di Kabupaten PPU. Bahkan masyarakat menginginkan figur muda, visioner,
kreatif dan berjiwa sosial tinggi terutama kepada masyarakat kecil.
"Kami sudah merasakan kepemimpinan yang lama, dan begini-begini saja, kami
butuh perubahan total, butuh pemimpinya yang baru, tidak perlu dia
birokrasi, intinya berwawasan teknokrat dan selalu mencari terobosan
dalam memecahkan persoalan rakyat," kata Salmawati.
Menanti pemimpin
yang baru dan bertanggung jawab, yang melayani masyarakat dengan hati
dan bukan sekadar omong kosong belaka, ini sebuah tuntutan
siapapun pemimpin yang terpilih nantinya. Salmawati menilai jika
pola-pola kepemimpinan yang otoriter, yang memerintah, yang menekan dan
tidak konsisten kepada janji seperti sebelumnya tentu tidak ia
harapkan.
"Intinya pada dasarnya kami butuh yang berwajah baru dan mampu
memberikan perubahan total, tidak masalah calon tersebut bukan warga
PPU yang penting punya niat tulus membangun PPU, terutama tidak berjiwa
arogan dan otoriter, karena kami sudah cukup menderita sebagai
masyarakat khususnya rakyat kecil dengan pemerintah sebelunya, jangan
itu-itu saja lah," lanjutnya.
Selain itu ia
menambahkan jika pemimpin PPU ke depan mampu bersinergi dengan masyarakat
dan melanjutkan pembangunan yang sudah ada, bahkan yang akan dikerjakan
karena ia menilai jika pemerintah yang akan datang tidak memihak atau
tidak melanjutkan pembangunan yang ada, maka sia-sia p yang telah dilakukan
pemerintah dan diperjuangkan pemerintah saat ini.
"Pemimpin
baru nanti harus tetap melanjutkan pembangunan yang ada, pasalnya berapa
dana yang telah pemerintah Kabupaten PPU keluarkan saat ini akan jadi
mubazir dan berapa anggaran yang telah dikeluarkan selama ini akan jadi
sia-sia. Apalagi kita tahu keadaan kondisi keuangan daerah yang semakin
hari semakin terpuruk akibat pembagian hasil DBH migas akibat anjloknya
harga minyak bumi,'' tambahnya.
Hal senada
disampaikan pula oleh H Abdul Gani-salah satu tokoh masyarakat di
Kecamatan Waru, saat ini masyarakat menginginkan sosok pemimpin
yang baru muda, visoner dan terutama memikirkan rakyat kecil.
"Dengan
kondisi daerah seperti saat ini, perlu adanya figur-figur baru
yang tanpa cacat, karena hadirnya wajah baru tersebut tentu menjadi
harapan baru masyarakat juga menjadi antiklimaks terhadap
akumulasi-akumulasi kekecewaan terhadap pemimpin terdahulu. Tidak masalah
apakah ia warga PPU atau bukan, intinya dia ikhlas membuat PPU lebih
baik ke depan," kata Abdul Gani.
Seperti yang
semua kita ketahui meski pilkada PPU dilaksanakan serentak di tahun 2018
beberapa nama sudah muncul tetapi beberapa masyarakat di wilayahnya
menginginkan figur yang mampu melakukan perubahan total, figur yang masih muda dan sosok yang baru.
"Saat ini Kabupaten PPU yang
tercinta ini sedang dalam kondisi krisis, dan untuk keluar dari hal
tersebut masyarakat menginginkan adanya pembaharuan dengan kata pemimpin
yang baru yang pada dasar tanpa cacat, bagaimana ada perubahan jika
pemimpin ke depan itu-itu saja,'' tambahnya.
Saat ini ada
beberapa kandidat nama yang akan memanasi pentas politik pilkada PPU
2018 mendatang, ada tokoh politik maupun tokoh pemuda di antaranya Andi
Harahap mantan Bupati PPU, H. Abdul Gafur Mas'ud, Anwar Sanusi, Syarifah
Ainun Jariyah, Alimuddin, Ibrahim serta pertahanan Wabup H. Mustaqim MZ. Muncul pula nama-nama baru seperti Koko Budi Wibowo. (hmd)
Baca Juga :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar