Wisata mangrove bisa jadi andalan |
PENAJAM, Pemerintah Kabupaten Penajam Paser
Utara (PPU) khususnya melalui Dinas Perhubungan Kebudayaan Pariwisata
(Dishubbudpar) terus mengembangkan sektor pariwisata di daerahnya. Salah
satunya pemda PPU saat ini tengah membangun kawasan objek wisata magrove di
wilayah kampung baru kecamatan penajam.
“Pembangunan kawasan wisata
magrove di PPU ini ditargetkan akan menjadi trigger
bagi sektor pariwisata lainnya di Kabupaten PPU saat ini dan ke depan,“ terang
Kepala Bidang (Kabid) Budaya dan Pariwasata Dishubbudpar PPU, Darmawan, Rabu,
(7/9/2016) di sela-sela live talkshow bersama Smart FM Radio.
Darmawan |
Dikatakan dia, melihat objek
wisata yang ada di PPU sesungguhnya
sangat menjanjikan. Hanya saja persoalannya kata dia, potensi objek wisata yang
ada saat ini hanya berupa potensi saja bukan destinasi, sehingga belum begitu
menarik para wisatawan. Untuk itu, melalui pembangunan objek wisata magrove
tersebut, diharapkan mampu menjadi sumber PAD PPU. Setelah objek wisata ini
berjalan dengan baik, pemda juga akan mengelola potensi wisata lainnya di PPU.
“Nilai
pembangunan objek wisata magrove
ini mencapai Rp 1,170 miliar. Dana pembangunan objek wisata tersebut bersumber dari Bantuan Keuangan (Bankeu)
Kaltim 2016. Kita perkirakan wisata ini bakal menjadi referensi liburan taman
hutan bakau regional yang sangat menarik,“ ujarnya.
Mangrove
Kampung Baru ini awalnya akan dikucur Bankeu Kaltim Rp 1,8 miliar. Namun,
dampak rasionalisasi, alokasi anggaran menyusut menjadi Rp 1,170 miliar. Jika
dilihat dari perencanaan fasilitas melengkapi objek rekreasi ini, Dishubbudpar
mengharapkan suntikan dana APBD murni, sehingga objek wisata yang letaknya mudah
dijangkau dari Penajam dan Balikpapan ini, jadi objek wisata baru andalan.
“Lokasi
dipilih di Kampung Baru karena lahan sudah klir, ketebalan hutan mangrove lebih
baik dibandingkan tempat lain, dan didukung keanekaragaman hewan di dalamnya,” ujarnya
Wisata
Hutan Bakau Kampung Baru ini nantinya dilengkapi gerbang utama, plaza,
pujasera, playground, taman, zona permainan dan camping ground, kantor pengelola, toko suvenir, dan tentunya toilet. Ada juga kantor
pengelola wahana permainan, gerbang masuk kawasan mangrove, guest house, restoran terapung,
anjungan pandang, anjungan pandang hewan lindung, kawasan mangrove, musala,
tempat pembuangan sampah sementara, parkir mobil, parkir sepeda motor, hingga
parkir bus.
Darmawan
mengatakan pembangunan tahap awal adalah pintu gerbang. Selanjutnya, pembuatan
jembatan kayu menembus hutan mangrove, dan sarana pendukung. Jembatan kayu ini
yang mengantarkan wisatawan menikmati keasrian kawasan hutan, dan berakhir
dengan terhamparnya panorama laut yang membiru di anjungan pandang.
“Setelah
pembangunan jembatan kayu selesai dilanjutkan dengan pembangunan kafe mini dan
gazebo,” pungkasnya. (humas6)
Baca Juga :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar