Megawati saat mengantar Ahok-Djarot mendaftar ke KPUD Jakarta |
Suyoso Nantra |
"Menyikapi situasi politik, masyarakat yang cerdas tidak menjadi objek politik, tapi menjadi subjek. Silakan dengan nurani masing-masing menggunakan hak pilihnya, kedepankan semangat persatuan dan kesatuan bangsa, hindari hal-hal yang bisa menjadikan disentegrasi bangsa," imbuh Suyoso.
Ia menegaskan, siapapun pemenang pertarungan pilkada DKI nanti, hasilnya adalah untuk NKRI. DKI sebagai ibukota, menjadi presentasi perpolitikan tanah air, seganas dan sepanas apapun, kondusivitas, persatuan dan kesatuan harus tetap dijaga dan diutamakan.
"Pilkada DKI bisa untuk menakar perpolitikan secara nasional. Diharapkan berjalan baik, aman dan lancar, yang menandakan kedewasaan politik di tanah air. Hindari kampanye berbau sara, namun kedepankan program atau visi misi para calon. Dan masyarakat yang akan memilih, bisa melihat nilai-nilai dan konsep perjuangan para calon yang bisa dijadikan acuan untuk memberikan suara," ulas Suyoso.
"Kali ini saya menggunakan hak prerogatif saya sebagai ketua umum.
Saya memberi tahu ke semua jajaran struktural partai dari tingkat atas
sampai tingkat bawah," kata Megawatu di Kantor DPP PDIP, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (21/9/2016).
Dia menyampaikannya jelang bertolak ke Kantor KPU DKI untuk
mendampingi Ahok dan Djarot mendaftarkan diri. Keputusannya memilih Ahok didasari atas semangat kebangsaan dan
nasionalisme terhadap nilai-nilai ideologi Pancasia.
"Kita adalah satu jiwa Bhinneka Tunggal Ika. Kami tidak ingin mencari
seseorang yang menimbulkan SARA karena Indonesia ini negara dengan
kemajemukan luar biasa," ucap Megawati.
Sementara Sekjen PDI-P Hasto Kristiyanto mengatakan, ada beberapa pertimbangan yang diambil partainya dalam memutuskan mengusung Ahok-Djarot.
"Pertama, Ahok hingga saat ini adalah petahana Gubernur DKI Jakarta yang bertugas meneruskan tugas pasangan Jokowi-Ahok yang sebelumnya telah diusung PDI Perjuangan pada Pilkada tahun 2012 yang lalu," kata Hasto saat deklarasi, Selasa (20/9/2016) malam.
Kedua, langkah mengusung Ahok-Djarot dinilai sejalan dengan ideologi PDI-P, yaitu Pancasila 1 Juni 1945 dan Trisakti. Dia mengatakan, PDI-P memegang teguh dan berkomitmen meneguhkan nilai-nilai pluralisme dalam ideologi tersebut, serta selalu berupaya untuk konsisten dalam menjalankan program-program kebijakan Jokowi-Ahok pada waktu yang lalu.
"Ketiga, pasangan Ahok-Djarot dalam pandangan PDI-Pmempunyai komitmen yang teguh dalam melaksanakan ideologi partai serta mampu bersinergi dengan pemerintah pusat dalam mengejawantahkan praktik pemerintahan," kata dia.
Keempat, PDI Perjuangan menilai pasangan Ahok-Djarot mampu meneruskan dan mengimplementasikan visi dan misi Jakarta Baru yang sebelumnya diusung oleh pasangan Jokowi-Ahok pada Pilkada 2012 lalu. (tw/net)
Baca Juga :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar