Mulyono |
Kepala SLBN Balikpapan Mulyono, SPd, MM ketika ditemui di ruang kerjanya Senin (20/6/2016) mengatakan, dilakukan asesmen khususnya calon siswa baru dengan tujuan untuk memperoleh data yang relevan, objektif, akurat dan komprehensif tentang kondisi anak. Asesmen (penilaian) sendiri merupakan suatu metode untuk memperoleh informasi berdasarkan hasil tes yang telah didapat atau sumber yang lainnya, sebagai bahan untuk mengambil kesimpulan tentang karakteristik maupun kemampuan siswa.
Kesimpulan ini nantinya akan digunakan untuk mengambil keputusan yang berkaitan dengan model/metode pembelajaran yang sebaiknya digunakan guru, kurikulum,maupun kebijakan-kebijakan sekolah.
”28 calon siswa baru yang diterima di SLBN ini,semua kami lakukan deteksi atau asesmen,satu siswa dilakukan asesmen dengan ditangani 3 guru bisa memakan waktu sampai 3 jam, jadi betul-betul dilakukan penilaian secara medetail, dari hasil penilaian ini untuk menentukan, misalkan apakah anak ini masuk kedalam anak autis hiper aktif atau tidak, artinya jangan sampai keliru menempatkan yang seharusnya masuk kedalam kelompok anak autis hiper aktif tapi masuk kelompok lainnya,” ujar Mulyono.
Masih menurut Mulyono, untuk mengadakan asesmen bagi ABK tidak bisa hanya satu asesmen, tetapi harus lengkap agar informasi yang diperoleh tentang ABK dapat diketahui dengan lengkap, baik informasi pendidikan, informasi medis, informasi sosiokultural ataupun informasi psikologis anak, dan selanjutnya dapat memudahkan dalam membuat program pembelajaran bagi anak tersebut.
Disinggung tentang bagaimana sarana dan prasarana yang disediakan oleh pihak SLBN Balikpapan,menurut Mulyono yang ramah tamah itu,kalau bicara fasilitas pendidikan di SLBN ini boleh dibilang cukup terpenuhi, selain memiliki fasilitas yang lengkap juga memililiki berbagai prestasi bahkan anak-anak mampu membawa nama baik SLBN Balikpapan hingga menjuarai ke tingkat nasional.
”Kami mendidik anak di sini lebih berorentasi pada bidang non akademik/keterampilan sehingga pada saat ada even perlombaan anak-anak kami sudah siap mengikutinya.selain memiliki tenaga guru juga memiliki pelatih profesional untuk membina berbagai kegiatan pelatih ini sengaja didatangkan dari luar sekolah.
”Diakui mulyono yang mendidik murid ABK sebanyak 210 anak, dari mulai TK,SDN,SMPN,SMA tidak memiliki anggaran untuk perbaikan rehab ringan,untuk mencari dananya yang kesulitan,” kata Mulyono. (ktn)
Baca Juga :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar