Juni 17, 2016

Menanti Jembatan PPU-Balikpapan Terwujud


catatan : Subur Priono (Humas  Setkab PPU) 



PENAJAM-Mendekati Hari Raya Idul Fitri seperti saat ini arus penyebrangan di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU)- Balikpapan mulai ningkat drastis. Baik melalui penyeberangan laut kapal feri, kelotok maupun speed boat. Kepadatan itu terjadi puncaknya pada  Idul Fitri mendatang. Angkutan penyebrangan ini mengalami lonjakan. Akibatnya, seperti tahun-tahun sebelumnya, tanpak terjadi antrian panjang kendaraan menuju pelabuhan. Bahkan  PT Angkutan Sungai Danau dan Peyeberangan (ASDP) PPU,  telah memprediksi lonjakan penumpang saat arus mudik maupun balik Idul Fitri 2016 mencapai 30 persen lebih.  

Lonjakan penumpang yang menggunakan jasa kapal feri penyeberangan diprediksi terjadi pada H-3 (tiga hari sebelum lebaran) dan H+3 atau tiga hari setelah lebaran. Seperti pada arus mudik dan arus balik Idul Fitri tahun sebelumnya, jumlah penumpang yang menggunakan jasa penyeberangan feri melonjak mencapai 30 persen dari hari biasa. 


Bila melihat kondisi itu, rasanya memang sangat dibutuhkan segera adanya insfrastruktur jembatan penghubung balikpapan-PPU. Sehingga arus penyebrangan yang merupakan trans kalimantan ini menjadi lancar. Namun hingga kini gagasan besar itu belum juga terwujud. Yang jelas proses pembangunan jembatan itu terus dikaji hingga saat ini. Sebab mustahil rasanya pembangunan jembatan tidak terlaksana di daerah kaya ini.  

Terpenting dukungan besar juga telah diberikan oleh orang-orang berpengaruh di kaltim diantaranya  seperti gubernur kaltim, walikota balikpapan dan bupati PPU sendiri. Terlebih  sebagian besar masyarakat tentu juga sangat mendukung pembangunan ini tentunya. 

Gubernur Kaltim Awang Faroek bahkan mengatakan dirinya mendukung seribu persen pembangunan jembatan PPU-Balikpapan. Ia mengungkapkan, bahwa tidak ada alasan untuk tidak memberikan dukungan pembangunan jembatan tersebut. Karena menurutnya fasilitas jembatan itu  merupakan satu-satunya sarana untuk percepatan pembangunan dan kesejahteraan masyarakat, baik bagi balikpapan, PPU maupun semua daerah di kalimantan pada umumnya, karena  jalur ini memang merupakan trans kalimantan. 

Sementara Walikota Balikpapan Rizal Effendi dalam satu kesempatan belum lama ini mengungkapkan, Balikpapan dan PPU adalah ibarat dua sisi mata uang yang tidak dapat terpisahkan. Sebagian besar kebutuhan masyarakat balikpapan telah didatangkan dari PPU. Begitu juga masyarakat PPU melakukan transaksi jual beli banyak dilakukan di balikpapan. Olehkarenanya pembangunan jembatan merupakan satu-satunya sarana percepatan ekonomi bagi kedua daerah. 

Dukungan yang besar juga tentunya diberikan oleh Bupati PPU, H. Yusran Aspar yang merupakan penggagas pembangunan jembatan terpanjang di Indonesia ini. Sejak awal menjadi bupati di tanah benuo taka tersebut, dirinya telah berkomitmen akan terus memperjuangkan pembangunan jembatan tersebut. Dan alhamdulillah perjuangan itu tidak sia-sia. Berbagai tahapan pembangunan mulai konsep awal hingga persetujuan ketinggian dari kementerian perhubungan telah disetujui.

Sementara itu dukungan juga disampaikan oleh  Wakil Bupati PPU H. Mustaqim MZ. Hal itu terungkap saat dirinya ikuti dalam rapat koordinasi pembahasan penentuan trase jalan untuk ruas jembatan Tol PPU- Balikpapan yang diselenggarakan oleh PT. Waskita Karya sebagai pemerkasa pembangunan jembatan beberapa waktu lalu. 

Di sela-sela ini Mustaqim mengatakan bahwa rencana pembagunan Jembatan Tol PPU-Balikpapan bukan merupakan ambisi PPU semata. Karena jika telah terbangun jembatan tersebut kata dia, bukan hanya orang PPU yang menggunakan. Lebih dari itu seluruh masyarakat Kalimantan akan menggunakannya. Termasuk masyarakat Kota Balikpapan. 
Menurutnya, Jika diamati selama ini, insentitas kendaraan roda empat melalui kapal very yang ada di PPU begitu besar. Dari sekian banyak kendaraan tersebut, jarang sekali dimenemukan mobil asal PPU yng  menggunakan pery tersebut. Itu artinya kata dia, jembatan nantinya bukan hanya milik PPU, melainkan fasilitas besar bagi seluruh masyarakat Kalimantan. 

Hal ini juga kata Mustaqim, tentu sejalan dengan program dan gagasan pemerintahan Jokowi sat ini. Bahwa beliau ingin membangun republik ini dari pinggiran. Artinya kata dia, melalui kesempatan ini, pemerintah daerah harus bisa berinisiasi untuk membangun daerah ini sendiri. 

Untuk itu, menurut Mustaqim, sebagai pimpinan daerah atau pemegang wewenang di daerah, mohon kiranya tidak mempersulit segala proses pembangunan tersebut. Sayang jika daerah yang kaya ini tak mampu membangun sebuah fasilitas yang memang benar-benar untuk kesejahteraan masyarakat. (***)
Baca Juga :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar


Follow Kami

NEWS UPDATE

POPULER

INFO LOWONGAN KERJA

JADWAL PENERBANGAN BANDARA SAMS SEPINGGAN BALIKPAPAN

INFO CUACA KALTIM