PENAJAM,
KABARKALTIM.CO.ID-Kepala Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan (BKPP) Kaltim Fuad Asaddin
mengatakan, pelaksanaan Pekan Daerah Kontak Tani Nelayan Andalan (PEDA
KTNA) IX 2016 Kaltim yang dilaksanakan 9-14 Mei 2016 di Kabupaten
Penajam Paser Utara (PPU) dinilai berjalan sukses. Sukses ini khususnya
juga dinikmati masyarakat setempat.
Gambaran
sederhananya kata dia, bisa dilihat dari transaksi biaya penginapan
peserta sekira Rp 125 ribu per hari dikali empat hari lama menginap.
Diperoleh angka Rp 500 ribu per orang. Jika angka Rp 500 ribu itu
dikalikan 1.301 peserta, maka uang yang beredar untuk penginapan saja
sudah mencapai Rp 650 juta.
Biaya
penginapan itu tidak diterima panitia, tetapi langsung diserahkan kepada
masyarakat pemilik rumah yang disewakan. Selain mengeluarkan biaya
untuk penginapan, peserta tentunya juga mengeluarkan biaya untuk
kebutuhan sehari-hari selama kegiatan berlangsung.
“Alhamdulillah
transaksi antara masyarakat dengan peserta ketika pelaksanaan
berlangsung baik. Kegiatan ini secara langsung juga memberi nilai tambah
penghasilan bagi masyarakat,” kata Fuad Asaddin usai memimpin
konferensi pers evaluasi PEDA KTNA IX 2016 Kaltim di Kantor BKPP Kaltim,
Senin (23/5/2016).
Selain
transaksi biaya penginapan, peserta juga banyak melakukan transaksi jual
beli di berbagai sektor pertanian dalam arti luas. Contohnya, peserta
banyak membeli bibit-bibit tanaman buah-buahan dan tanaman hias, membeli
padi yang kemudian dijual kembali di daerah masing-masing.
“Untuk
transaksi jual beli dari berbagai sektor ini, secara khusus kami belum
mendapatkan informasi. Namun demikian, kami yakin PEDA memberikan
manfaat besar bagi perkembangan pembangunan pertanian di Kaltim,
termasuk pembangunan ekonomi masyarakat,” jelasnya.
PEDA KTNA kali
ini juga memberikan pengetahuan dan wawasan bagi para peserta untuk
mengembangkan pembangunan pertanian di daerah masing-masing. Misal,
adanya penampilan teknologi tepat guna yang memanfaatkan teknologi
informasi (IT). Contoh yang dilaksanakan para nelayan di PPU menggunakan
teknologi rumpon cerdas. Pemanfaatan rumpon cerdas ini didukung Badan
Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) PPU demi sinergi dengan
program National Science and Technology Park (NSTP) Maritim di PPU.
Rumpon cerdas
dimaksudkan untuk mengoptimalkan rumpon ikan yang biasanya dibuat oleh
nelayan berbahan dedaunan yang diikat dengan pemberat dan diletakkan di
tempat yang sudah ditentukan. Menggunakan cara tradisional ini, nelayan
tidak bisa mengetahui rumpon mana yang banyak ikannya.
Sedangkan
rumpon cerdas akan dilengkapi sejumlah peralatan yang dapat mendeteksi
keberadaan ikan. Selama selang waktu tertentu, controller akan menyimpan
data jumlah ikan untuk kemudian dikirimkan ke server melalui jaringan
GSM.
“Dengan adanya
sistem ini masyarakat tidak menggunakan cara tradisional lagi. Mereka
bisa mengetahui jumlah ikan melalui informasi teknologi jaringan GSM,
sehingga nelayan dapat menangkap ikan lebih banyak. Teknologi ini
menjadi perhatian para peserta dan diharapkan dapat diterapkan di
masing-masing daerah,” jelasnya.
Ketua KTNA
Kaltim Hermanto punya pendapat sama. PEDA tahun ini juga dinilainya
berlangsung sukses. Penampilan berbagai teknologi pertanian dan
perikanan menjadi point penting sukses PEDA kali ini. Salah satunya
rumpon cerdas yang dimanfaatkan nelayan di Kabupaten PPU.
“Rumpon ini
hanya ada dua tempat di Indonesia, yakni di Madura dan Kaltim tepatnya
di PPU. Dengan rumpon cerdas, nelayan tidak lagi menggunakan Bahan Bakar
Minyak (BBM) yang banyak untuk mencari ikan. Mereka cukup menggunakan
jaringan GSM atau SMS sudah mengetahui mana lokasi yang banyak ikannya.
Jadi, sangat menghemat biaya,” jelasnya. (humas6)
Baca Juga :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar