FESTIVAL kaki
gunung telah memasuki tahun ke-2. Dengan mengangkat tema "Silaturahmi
Bumi". Keramaian terjadi di puncak Bukit Desa Bangun Mulya Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) Rabu (4/5/2016) malam, mengawali rangkaian festival kaki gunung, berbagai
kesenian muncul dan menghibur masyarakat. Suasana yang timbul begitu
sangat akrab dan santai dalam festival kampung ini, tampak hadir di
tengah-tengah masyarakat Warsidi mantan Camat Waru serta Lurah Waru
Firman Usman.
Jamaloge sebagai
penggiat seni di festival kaki gunung ke-2 ini mengatakan, festival
ini sebagai ruang spiritual, ruang silaturahmi dan ruang ide dalam
masyarakat Kecamatan Waru dan di tahun kedua ini mencoba menciptakan
keragaman ide yang mampu memberikan pendidikan ke masyarakat. Dengan
harapan di rangkaian tahun-tahun berikutnya akan semakin luas.
"Bila ini
potensi mari jadikan sebagai destinasi wisata. Untuk itu saya
berterima kasih kapada seluruh elemen yang telah turut serta baik
Pemeritah Desa maupun juga warga Desa Bangun Mulya khususnya
dan Kecamatam Waru umumnya," ujar Jamaloge.
Dia juga
mengatakan, :"Bahwa seni budaya itu silaturahmi. Seni budaya itu ekspresi,
seni budaya itu bentuk yang ada dalam keseharian kita,".
Acara ini dibuka penampilan dari siswa-siswi SMPN 13 PPU, membawakan
karya dari Cahyani Do" Ponnu mengawali rangkaian festival kaki gunung,
berbagai kesenian muncul dan menghibur masyarakat. Suasana yang timbul
begitu sangat akrab dan santai dalam festival kampung ini.
Yusuf salah satu
tokoh masyarakat mengatakan, festival ini sebagai ruang masyarakat
berekpresi dan silaturahmi. "Dan kita bersama masyarakat dan pemerintah
desa akan terus bergerak dalam pembangunan dalam berbagai lini,salah
satunya festival kaki gunung ini," kata Yusuf yang menambahkan, festival ini sebagai ruang bersama seluruh masyarakat dari berbagai elemen.
Sementara itu
Kades Desa Bangun Mulya Budi Utomo mengatakan bahwa festival kaki gunung
ini merupakan sebuah rangkaian festival masyarakat. Semoga masyarakat
luas akan melihatnya sebagai sebuah kalender wisata dan budaya.
"Silaturahmi
Bumi" itu sendiri dipilih menjadi tema tahun ini sebagai bentuk
perenungan bagi kita semua, bahwa kitapun harus bersilaturahmi terhadap
bumi kita. Bumi sebagai tempat hidup, bumi sebagai ruang bersama," urai Budi Utomo.
"Susul menyusul
penampilan dari para peserta lainya, di sini kita bisa bersilaturahmi,
berdiskusi dan menikmati sajian kreativitas dari masyarakat," tegasnya.
(hamaruddin)
Baca Juga :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar