Anggaran Terbatas, Tetap Optimis Pembangunan PPU Berjalan
PENAJAM,
KABARKALTIM.CO.ID-Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Penajam Paser Utara
(PPU) saat ini tengah mengalami defisit besar-besaran. Bukan hanya di
PPU, sebagian besar kabupaten/kota di Kaltim bahkan Indonesia juga
mengalami hal yang sama. Di PPU, APBD pada tahun-tahun sebelumnya pernah
mencapai 2 triliun rupiah, menurun menjadi 1,4 triliun dan kini hanya
tersisah 1 triliun rupiah.
“Melihat
kondisi anggaran tersebut, kami menyadari, seluruh pembangunan di
Kabupaten PPU harus selektif, dan benar-benar harus tepat sasaran. Namun
walaupun kondisi demikian, kami tetap optimis, pembangunan di daerah
ini harus tetap berjalan dengan baik. Untuk itu kata Yusran Aspar,
masyarakat harus bersabar dan mengetahui ini, diharapkan juga masyarakat
selalu memberi dukungan kepada pemerintah daerah, “terang Bupati PPU
H. Yusran Aspar saat memimpin temu warga Benua Taka di Kecamatan Babulu,
Kamis, (28/4/2016).
Temu warga Benua Taka adalah kegiatan garapan BTV bekerja
sama dengan Pemerintah Kabupaten PPU yang digagas dalam rangka
untuk menyerap aspirasi masyarakat, penyampaian saran hingga kritikan
yang langsung disampaikan masyarakat PPU demi kemajuan daerah. Kegiatan
ini dilaksanakan di empat kecamatan di PPU yang telah berjalan beberapa
bulan lalu. Selanjutnya temu warga akan dilaksanakan di kecamatan
penajam.
Dalam kesempatan ini, Yusran Aspar juga mengharapkan masyarakat Babulu dapat menyukseskan pelaksanaan Pekan Daerah (Peda) IX Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) yang dipusatkan di Kecamatan Babulu mulai 10-14 Mei 2016 mendatang. Karena menurutnya, momentum tersebut akan diikuti oleh seluruh kabupaten/kota se-Kaltim dan sejumlah tamu kehormatan dari pusat.
“Tolong betul-betul dijaga daerah kita dan manfaatkan momentum ini dengan sebaik-baiknya. Suguhkan yang terbaik dari pertanian dan nelayan kita di kecamatan babulu ini. Paling tidak mereka yang datang ke PPU terkesan dengan apa yang ada di Kabupaten PPU," harap Yusran.
Dikatakan Yusran, selain Peda KTNA saat ini, tahun depan
PPU juga akan menjadi tuan rumah bagi pelaksanaan hari gotong royong dan
HUT Pol PP se-Kaltim. Tentunya kata dia, momen-momen tersebut harus
mendapat kesan baik dari daerah. Karena Kabupaten PPU memang kedepan
akan menjadi kota miting, kota konfrensi dan kota mise atau kota
pertemuan di Kaltim.
Lebih jauh kata mantan anggota DPR RI ini, bahwa masyarakat harus bersabar dan selalu obtimis dalam membangun wilayahnya. Karena sesungguhnya pemerintah daerah selama ini tidak tinggal diam dalam memperjuangkan kepentingan masyarakat. Hanya saja memang keterbatasan-keterbatasan kebijakan yang bukan kewenangan kepala daerah terkadan menjadi persoalan.
Misalkan
persoalan irigasi di Kecamatan Babulu ini kata dia. Dirinya sesungguhnya
telah mengawal proses pengairan melalui bendung sungai Longkali
Kabupaten Paser. Namun karena ini harus melibatkan dua daerah, maka
proses administrasi tersebut akan membutuhkan waktu yang lebih lama.
“Kepada para
petani yang ada di kecamatan babulu ini diharapkan dapat bersabar,
karena pemerintah daerah terus berupaya dalam memberikan solusi terbaik
bagi pertanian kita. Diharapkan juga, masyarakat lantas tidak melakukan
tindakan salah dengan mengalihkan pertanian menjadi perkebunan kelapa
sawit. Karena sesungguhnya ini merupakan pelanggaran hukum yanng
pelaklunya bisa dikenakan sanksi," tegas Yusran Aspar.
Dalam sesi
tanya jawab, ketika narasumber H. Sugito yang juga merupakan Dirut BTV
ini memberikan kesempatan, puluhan masyarakat Babulu begitu
antusias menyampaikan berbagai pertanyaan di hadapan Bupati PPU.
Umar salah
satunya. Warga Desa Gunung Mulya Kecamatan Babulu ini mengungkapkan,
bahwa UPT PU yang dilaksanakan di desanya sangat bermanfaat bagi
masyarakat. Namun dirinya berharap, apakan pelayanan yang telah
diberikan oleh UPT PU tersebut porsinya dapat ditambah, sehingga
hasilnya lebih maksimal. Ia juga menambahkan bahwa kiranya bantuan rumah
keluarga miskin yang ada ditiap disa juga ditambah pembangunannya
setiap tahun.
Masyarakat
lainnya, Rohman asal Babulu Darat mengatakan, dapatkah pemerintah
daerah memberikan harga bersubsidi kepada gabah hasil pertanian mereka.
Karena menurutnya, harga gabah dari petani maisih sangat murah,
sementara harga pupuk saat ini sangat mahal.
Sementara itu Sukran yang merupakan warga desa Sumber
Sari ini mengungkapkan saat ini pertanian di daerahnya tidak maksimal.
Hal itu karena terdapat pada pengairan yang kurang baik. Dampaknya kata
dia, di desanya banyak masyarakat mengalihkan lahan pertanian mereka
menjadi perkebunan kelapa sawit.
“Ini merupakan tuntutan ekonomi. Mereka tahu bahwa dengan kebun kelapa sawit akan meningkatkan perekonomian," terang Sukran.
Senada itu juga disampaikan oleh Tumiran asal desa Sumber Sari. Bahwa dirinya berharap pola pertanian yang ada di PPU diubah layaknya perusahaan Pertamina. Dimana dalam penjualan hasil pertanian mereka mendapat subsidi dari pemerintah daerah. Mengingat memang saat ini harga kebutuhan pertanian seperti pupuk, obat-obatan pertanian sangat mahal.
Dalam
kesempatan ini, hadir juga Wakil Bupati PPU, H. Mustaqim MZ, Wakil
Ketua DPRD PPU, Sudirman, tokoh masyarakat, tokoh agama dan masyarakat
di Kecamatan Babulu. Kegiatan temu warga Benuo Taka selanjutnya akan
dilaksanakan di Kecamatan Penajam. (humas6)
Baca Juga :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar