April 10, 2016

Pelajar SMP Pesta Narkoba


Iman Hidayat (tengah)
SANGATTA, KABARKALTIM.CO.ID- Hancur generasi bangsa  Indonesia bila penyalahgunaan narkoba   makin merajalela. Di Kabupaten Kutai Timur (Kutim), provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) pernah ada 18 anak SMP pesta narkoba. Penyalahgunaan narkoba bukan hanya melibatkan kalangan orang dewasa, tapi  bagi anak SD pun sudah ada yang terlibat.

18 anak SMP di Kutim menjadi bukti nyata, bahwa penyalahgunaan narkoba makin memprihatinkan. Pada jam pulang sekolah mereka masih tinggal berkumpul di sekolahnya mengkonsumsi narkoba jenis dobel L. Hal ini diungkap Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kutim Iman Hidayat dalam rapat koordinasi pemantapan program dan kegiatan strategis yang dilangsungkan di Hotel Royal Victoria, Kamis (7/4/2016).


“Nama sekolah dan murid-murid yang terlibat   penyalahgunaan narkoba tidak etis kalau disebutkan,” elak Iman Hidayat. 

Iman mengatakan, 18 pelajar SMP tersebut sudah ditangani polisi. Dari 18 orang anak, ada 12 laki-laki, dan 6 orang perempuan. Dari 6 perempuan tersebut tiga di antaranya mengaku sudah pernah melakukan pergaulan bebas.

“Itu diketahui setelah mereka ditangkap di sekolahannya dalam kondisi loyo, dan dibawa ke kantor polisi untuk dimintai keterangan. Di Kantor Polres, ketika ditanya, tiga gadis remaja itu mengaku  sudah pernah melakukan hubungan layaknya suami istri,” bebernya.

Lanjut Iman, 3 remaja wanita  yang sudah jauh terperosok dalam menghancurkan masa depan mereka, dijadikan sample Dinas Pendidikan sama Polres Kutim. Ketika polisi resnarkoba sama pihak Dinas Pendidikan bertandang ke kediaman anak  tersebut. Ternyata, di rumah salah seorang dari tiga wanita remaja itu, memang nampaknya perhatian orangtuanya terhadap anaknya  terbilang kurang.

Pasalnya, anak tadi bapaknya punya istri dua. Istri pertama punya 10 anak, dan istri kedua punya 5 anak. Dan, siswi SMP yang tertangkap mengkonsumsi dobel L merupakan anak ke-12 dari 15 bersaudara. Ironisnya, ternyata ibu kandung dari anak tadi merupakan salah satu dari target operasi polisi karena terendus melakukan penyalahgunaan narkoba.

“Waktu kami datang ke sana (rumah tersangka, Red), ternyata ibu anak itu sudah diincar polisi karena diterlibat narkoba. Bapak anak itu tidak ada di rumah. Ini sudah masuk ranah sosial,” terangnya.

Ketika polisi bergeser ke rumah  salah seorang dari tiga remaja wanita  tersebut untuk melakukan penyidikan. Di sana sempat bertemu dengan ibu anak pengkonsumsi dobel L. Ketika polisi sama pegawai Disdik mau pamit, ibu anak itu sempat bercerita, bahwa suaminya juga pemakai narkoba. Kebetulan suami ibu itu lagi tidak ada di rumah, katanya suaminya pergi kerja. Nah, bagaimana kalau kondisi seperti itu, orangtua diharap bisa memantau prilaku anaknya, tapi justru malah orangtuanya sendiri yang terlibat penyalahgunaan narkoba. Jadi memang sulit memberantas narkotika.

Padahal pengawasan orangtua sangat diperlukan untuk memantau buah hatinya agar mereka tidak menyentuh barang haram merusak kesehatan itu. Karena kalau pembinaan hanya dibebankan pada guru waktunya tidak cukup. Anak sekolah bersama guru hanya berapa  jam di sekolah, sementara kalau orangtua atau wali  murid lebih banyak waktunya di rumah. (bahar sikki)

Baca Juga :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar


Follow Kami

NEWS UPDATE

POPULER

INFO LOWONGAN KERJA

JADWAL PENERBANGAN BANDARA SAMS SEPINGGAN BALIKPAPAN

INFO CUACA KALTIM