April 02, 2016

Kutim Tangkal Paham Radikal


SANGATTA, KABARKALTIM.CO.ID- Guna menjaga agar Kabupaten Kutai Timur (Kutim), Provinsi Kalimatan Timur (Kaltim) tetap dalam suasana kondusif, Kementerian Agama Kutim mengadakan pertemuan lintas agama dengan mengikutkan tokoh agama : Islam, Hindu, Kristen, Budha, Katolik dan Khonghucu. Acara dialog bertema, “Dengan Pengembangan Wawasan Multikultural Kita Bangun Kebersamaan”  dilangsungkan dua hari  (31 Maret -1 April 2016) di Hotel Kutai Permai, Sangatta Lama.

Tujuannya, menanggkal paham radikal agar tidak menyebar di wilayah Kutim. Ketika membuka acara penting itu, Kepala Kantor Kementerian Agama Kutim Fahmi Rasyad mengatakan, peradaban umat era globalisasi dewasa ini makin memprihatikan. Pasalnya, tidak ada satu pun ajaran agama yang benar membolehkan konflik dengan penganut agama lainnya. 


“Yang ada, terkadang oknum tertentu kurang memahami secara utuh agama yang dianutnya. Sehingga timbul reaksi seolah-olah apa yang dikerjakan itu menurutnya sudah sesuai ajaran agama. Padahal mereka sudah terasut aliran sesat. Paham radikal inilah yang mesti diwaspadai. Jangan sampai menyebar di Kutim hingga meresahkan masyarakat, “ tukasnya usai menyanyikan lagu Indonesia Raya dirigen Irawati.


Dicontohkan, perompak  kelompok Abu Sayyaf menyandera 10 Warga Negara Indonesia (WNI) dan Kapal Brahma !2 di Filipina merupakan aksi separatis milisi Islam. Padahal ajaran Islam yang kaffah tidak membolehkan merompak. Memang dalam hadist Rasuluullah Sallalahu Alaihi Wassalam menyatakan, kelak Islam itu bakal terbagi 73 golongan (aliran). Tapi dari 73 golongan tersebut, hanya satu golongan yang  benar-benar mengikuti  Alquran dan hadist sebagai pedoman hidup. Yang 72 aliran Islam lainnya hanya berpatokan pada opini yang menyesatkan.


“Indonesia bukan lagi dijajah melalui pertempuran dengan menggunakan senjata. Karena Indonesia sendiri sangat kuat  melawan penjajah. Jangankan pakai senjata api,  bangsa Indonesia pakai  bambu runcing saja, penjajah bisa kalah. Apalagi kalau TNI/Polri bersama warga dilengkapi peralatan modern, pasti musuh berpikir panjang,” terang Fahmi Rasyad.


Lanjut dia, Kutim merupakan bagian dari Indonesia  sedang menjadi obyek (sasaran) untuk diobok-obok melalui perang opini. Untuk itu, kita perlu hati-hati. Pihak yang tidak bertanggung jawab terus berupaya mengobok-obok bangsa ini karena kaya sumber daya alam (SDA). Termasuk pula Kutim yang kaya SDA seperti batubara, migas, emas dan lainnya menjadi sasaran penyebaran aliran sesat. Karena penduduk Kutim mayoritas Islam. Kutim beragam suku, dan agama, maka kualitas toleransi umat beragama harus terus ditingkatkan.


Kendati Kutim masih tergolong daerah aman, namun perlu tetap waspada. Adanya paguyuban menurut Fahmi bisa berdampak positif terhadap pembangunan, dan bisa pula berdampak negatif. Kalau ego kesukuan dikuatkan dalam membangun, bisa menimbulkan konflik horizontal. Tapi kalau penguatan paguyuban dilakukan dengan  cara mempererat tali persaudaraan, maka kondusifitas bisa terjaga dengan baik. “Kami tidak ingin hanya elit agama  yang rukun di atas, sementara akar rumput,masyarakat tidak,” tandas Fahmi usai mendengar lantunan doa yang dipimpin Aji Sabwan.


Melalui dialog wawasan multikultural itu, Fahmi berharap kepada 30 peserta agar tidak mudah terpengaruh isu-isu yang tidak bisa dipertanggungjawabkan. Kepada peserta setelah kembali ke wilayahnya masing-masing agar  ilmu, wawasan  dan kesamaan pandangan yang diperoleh selama pertemuan sebaiknya disampaikan kepada umatnya.


Kepala  Tata Usaha Kemenag Kutim Sofiansyah menambahkan, dalam pertemuan hadir pematari dari Polres, Badan Kesatuan Pembangunan dan Politik (Bakesbangpol), pihak Kantor Wilayah Kementerian Agama Kaltim, dan pemateri Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) ustadz Amin Fatah. Anggaran kegiatan bersumber dari Daftar Isian Pengguna Anggaran (DIPA) Kemenag Kutim. (bahar sikki)


Baca Juga :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar


Follow Kami

NEWS UPDATE

POPULER

INFO LOWONGAN KERJA

JADWAL PENERBANGAN BANDARA SAMS SEPINGGAN BALIKPAPAN

INFO CUACA KALTIM