Marjani |
PENAJAM, KABARKALTIM.CO.ID-
Kepala Dinas Pendidikan dan Olahraga (Disdikpora) Penajam Paser Utara (PPU) Marjani mengatakan, cukup sulit bagi Pemerintah Daerah membatasi peredaran game anak
yang mengandung kekerasan, karena tidak setiap saat pihak sekolah dapat
memberikan pegawasan kepada anak dan ini lebih sulit dari pemberantasan
narkoba.
“Sepertinya hal
ini sangat sulit sekali dibatasi kepada anak-anak, karena pada
dasarnya anak-anak sangat menyukai yang namanya game. Dan ini bakal
sangat sulit sekali dan bahkan lebih sulit dari peredaran narkoba,”
ungkap Marjani saat ditemui media ini di ruang kerjanya belum lama
ini.
"Peran kedua
orangtua sangatlah vital dalam membatasi dampak buruk game kepada
anak-anaknya," imbuh Marjani.
Harapannya peran aktif kedua orangtua harus
lebih terbuka berkomunikasi kepada anak-anaknya dan memberikan informasi
mana game yang boleh dimainkan dan tidak boleh dimainkan.
Marjani meminta
agar kedua orangtua memantau aktivitas anak-anak mereka saat bermain
game, serta ikut terlibat langsung. “Dengan terlibat langsung, orangtua
bisa memberikan arahan tentang segi negatif yang perlu dihindari serta
memberikan batasan waktu dalam bermain," katanya.
Belum lama ini
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) sendiri merilis 15
game berisi kekerasan dan sangat berbahaya untuk anak-anak remaja dan
orang dewasa di antaranya World of Warcrfat, Call of Duty, dan Mortal
Combat.
Konten kekerasan
pada game tersebut akan berdampak pada pengaburkan sisi kemanusiaan
serta tidak menutup kemungkinan dalam game tersebut ada konten
pornografi, oleh karena itu pemerintah daerah khususnya PPU dalam waktu
dekat ini akan melayangkan surat edaran ke sekolah-sekolah yang ada di
PPU ini untuk memberikan arahan kepada para anak didik masing-masing
kalau perlu pihak sekolah bisa mengundang para orang tua anak didiknya
untuk diberikan pengarahan. (hmd)
Baca Juga :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar