Tarian Hudoq |
SANGATTA, KABARKALTIM.CO.ID-Kepala Bidang Sarana dan Prasarana, Dinas
Pemuda, Olahraga dan Pariwiata Kabupaten Kutai Timur (Kutim) Budi Amuranto menyatakan, pengelolaan pariwisata
di Kutim belum ditangani secara profesional. Termasuk pelaksanaan event-event
pariwisata masih sangat kurang intensif baik di objek wisata maupun di lokasi
rekreasi lainnya. Pengelolaan pariwasata sebetulnya, perlu didorong agar mampu
menggerakkan perekonomian daerah dan meningkatkan kunjungan turis.
“Akhir-akhir ini, angka hunian di hotel atau penginapan rata-rata di Kutim
mengalami penurunan tidak sampai lima puluh persen,” kata Budi Amuranto, Jumat
(25/3/2016).
Selain pertandingan olahraga tradisional
digalakkan, perlu juga digelar festival seni budaya. Pengembangan
pariwisata perlu terus dilakukan.
Termasuk menggiatkan promosi melalui lomba pesta adat Lomplai Dayak Wehea di
Muara Wahau. Juga perlu ada pesta Erau dari suku Dayak dan Kutai di Sangatta
Selatan, Bengalon, Rantau Pulung, Kongbeng dan lain-lain.
“Festival seni budaya tingkat kabupaten di ibu
kota, Sangatta. Pemenangnya, yang juara pertama akan diikutkan lomba pentas seni
budaya “Kemilau” tingkat provinsi di Samarinda, mendatang,” harapnya.
Perlu pula digelar lomba budaya dan pariwisata
di masing-masing objek wisata pada beberapa kecamatan yang telah memiliki sarana
dan prasarana. Ke depan, diadakan pertandingan olahraga
menyosngsong Pekan Olahraga Provinsi 2018. Juga pameran hasil pembangunan
dengan melibatkan pemerintah, masyarakat dan dunia usaha. Pembiayaan
lomba-lomba tersebut bisa berbagi (sharing) antar dinas, swasta sebagai
sponsor. Apalagi agenda tersebut bisa digelar rutin tiap tahun, maka sudah
barang tentu meningkatkan jumlah hunian serta menambah penghasilan masyarakat.
(bahar sikki)
Baca Juga :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar