November 17, 2015

Masalah Anggaran, Hetifah Gelar Dialog di Uniba

BALIKPAPAN, KABARKALTIM.CO.ID-Setelah kembali duduk sebagai anggota DPR RI dengan melakukan pergantian antar waktu (PAW) dari Neni Moernaini, DR Hetifah langsung bergerak cepat dengan melakukan kunjungan dan pertemuan dengan masyarakat Kalimantan Timur (kaltim), baru-baru ini Hetifah mengadakan dialog masalah anggaran dengan jajaran mahasiswa dan kaum intelektual di Universitas Balikpapan.
 
Hadir dalam acara dialog ini di antaranya Ketua Pembina Yayasan Tinggi Dharma Wirawan Rendi Susiswo Ismail, Direktur Pascasarjana Uniba Piatur Pangaribuan, dosen Uniba Kadarsyah, Susilo Handoyo serta ratusan mahasiswa Uniba.
 
Berbagai persoalan yang tak kunjung tuntas itu menjadi bahan diskusi menarik yang berlangsung di ruang serbaguna Uniba. 
“Sangat klasik seperti income gap atau perbedaan pendapatan serta penyediaan lapangan pekerjaan bagi tamatan perguruan tinggi,” ungkap anggota DPR-RI, Hetifah Sjaifudian di sela-sela dialog.
 
Hetifah menilai sampai sekarang kesenjangan sosial masih sangat terlihat di masyarakat, sehingga yang kaya semakin kaya dan yang miskin semakin miskin.
 
“Orang mungkin melihat Balikpapan The Most Loveable City dengan income per kapita cukup tinggi. Tapi, kalau kita telusuri masih ada kesenjangan sosial di masyarakat. Hal ini salah satu yang harus ditekan karena kesejahteraan bukan hanya milik segelintir orang,” ujar wanita kelahiran Bandung, 30 Oktober 1964 ini.
 
Diakui Hetifah, masalah ini mulai dilupakan oleh pemerintah. Tetapi dengan meningkatnya angka pengangguran, maka perlu ada upaya-upaya dari pemerintah untuk menekan kesenjangan sosial.
 
“Nah, bagaimana pemerintah mengatur APBN dan APBD agar benar-benar tepat sasaran terhadap masyarakat yang berhak menerima,” terang politikus Partai Golkar ini didampingi Direktur Pascasarjana Uniba, Piatur Pangaribuan.
 
 Selaku wakil rakyat, dirinya sangat khawatir dengan banyaknya mahasiswa di negeri ini yang cukup potensial. Tetapi, belum tentu memiliki kesempatan kerja yang tepat sesuai kompetensi mereka.
 
“Mulai sekarang pemerintah harus mempersiapkan diri untuk menciptakan lapangan kerja baru. Apalagi kita akan memasuki era bonus demografi dan MEA yang merupakan satu tantangan tersendiri bagi perguruan tinggi untuk bersaing,” terang perempuan yang juga lulusan ITB ini.
 
Selain itu, kata Hetifah, masalah-masalah klasik yang dihadapi masyarakat di Kaltim seperti kebutuhan energi listrik, air bersih, jalan rusak, serta berbagai kebutuhan infrastruktur lainnya. (andi ar evrai)
 

Baca Juga :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar


Follow Kami

NEWS UPDATE

POPULER

INFO LOWONGAN KERJA

JADWAL PENERBANGAN BANDARA SAMS SEPINGGAN BALIKPAPAN

INFO CUACA KALTIM