Reportase: Endah Priyati [Pendiri Taman Komik Nusantara]
TAMAN
Komik Nusantara kembali mempersembahkan “Temu Sambung Rasa” menjelang Hari
Sumpah Pemuda. Temu Sambung Rasa yang diselenggarakan di Museum Nasional pada
tanggal 25 Oktober 2015 itu, merupakan upaya sadar budaya untuk merekatkan tali
silaturahmi dengan kekuatan olah rasa sehingga lahir sikap saling berbagi dan
saling menghormati kebhinnekaan serta menguatkan nilai-nilai cinta kebangsaan
dan kenusantaraan. Pembicara dalam kegiatan ini adalah Kurniawati, seorang perempuan
muda kandidat Doktor Pendidikan Sejarah yang juga sebagai dosen di Jurusan
Sejarah, Universitas Negeri Jakarta.Dalam Temu Sambung Rasa ini dibuka dengan
acara utama Dialog Pemuda & Kebangsaan dilanjutkan dengan Lomba Cerdas-Cermat
Antar Pelajar, Pentas Seni dan Festival Komik Budaya Nusantara. Dialog bertema
Pemuda & Kebangsaan tentu menjadi ulasan naratif yang menarik tatkala
beliau memaparkan dengan metodologi historis secara epik tentang Sejarah
Gerakan Kepemudaan.
Kegiatan ini dapat terselenggara berkat kerjasama dengan pihak Museum Nasional
yang memberikan fasilitas ruangan dan beberapa penghargaan yang
diberikan untuk para pemenang Lomba Cermat-Cermat Antar Pelajar dan Festival
Komik Budaya Nusantara bertema "Pemuda Harapan Bangsa Cinta Budaya
Nusantara" berupa piala dan bingkisan menarik. Kegiatan yang dihadiri
sekitar 200 orang ini juga dimeriahkan oleh pementasan seni budaya berbagai
adat-istiadat Nusantara persembahan para pelajar dari Historia Dubes Bekasi. Hal
ini bertujuan untuk memberi ruang ekspresi dan apresiasi kepada para pelajar
muda agar aktualisasi diri mereka berkembang ke arah positif, yakni memiliki
spirit cinta kebangsaan dan kenusantaraan.
Tak semestinya karakter pemuda masa kini selalu dicitrakan negatif, seperti suka
hura-hura, labil dan apatis terhadap lingkungan sosial serta dianggap tak
peduli terhadap budaya bangsanya sendiri.Ada kalanya kita juga harus memahami
bahwa setiap generasi muda pasti membutuhkan ruang ekspresi untuk
mengaktualisasikan segenap potensi jiwa muda yang dimilikinya. Bila kita mau
menyelami jiwa mereka dan mau memahami kebutuhan mereka, agaknya potensi mereka
bisa kita gerakkan dan kembangkan ke arah positif sesuai apa yang mereka sukai dan mengupayakan apresiasi atas prestasi mereka.
Sebaiknya
kita jangan pernah mengabaikan potensi dan peran mereka sekecil apapun sebab
generasi muda masa kini akan menjadi pemimpin bangsa ini di masa depan. Pemuda yang diharapkan itu tak perlu caci-maki dan sumpah serapah
di manapun berada. Tunjukkan aksi dengan solusi itu lebih baik daripada sekadar
bersumpah yang menyumbang sampah. (*)
Baca Juga :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar