Dari Medan, Sumatera Utara, dilaporkan, sebanyak 20 penerbangan dari dan menuju Bandar Udara Internasional Kualanamu (KNIA), Kamis (3/9) hingga pukul 13.00, dibatalkan. Sementara lima penerbangan masih ditunda.
Pesawat yang batal berangkat mencapai 11, sementara yang dijadwalkan mendarat tetapi batal ada 9 pesawat. Penumpang terlihat mengembalikan tiket ke sejumlah kantor maskapai.
Hingga Rabu siang, jarak pandang di KNIA hanya 600 meter karena kabut asap. Pengumuman penundaan pesawat dan pembatalan pesawat karena alasan cuaca berkali-kali terdengar.
Penerbangan yang batal terbang di antaranya Lion GT 0395 ke Jakarta, Sriwijaya Air SJ 0017 ke Jakarta, Lion Air JT 0957 ke Batam, Citilink QG 0884 ke Batam, Wings Air 1254 ke Sibolga, Lion JT 0383 ke Jakarta, Lion 0309 ke Jakarta, Nam Air IN 9035 ke Batam-Jambi, Lion Air JT 0205 Jakarta, dan Garuda Indonesia GA 0195 ke Jakarta serta Susi Air SI 7174 ke Takengon.
Sementara pesawat yang batal datang ke KNIA di antaranya Wings Air IW 1255 dari Sibolga, GA 0192 dari Jakarta, Lion JT 0195 dari Penang, GA 0382 dari Jakarta, Sriwijaya Air SJ 016 dari Jakarta, Lion JT 0135 dari Penang, Lion JT 0206 dari Jakarta, Nam Air 9034 dari Jambi dan Batam, serta Citilink 885 dari Batam.
Duty Manager KNIA Yasirin mengatakan, pembatalan dimungkinkan akan bertambah jika kabut asap masih tebal.
Pekanbaru juga lumpuh
Kabut
asap di Riau akhirnya mencapai puncak pada awal September ini. Sejak
kemarin, aktivitas Bandara Sultan Syarif Kasim II di Pekanbaru mengalami
gangguan akibat jarak pandang yang sangat rendah sehingga dapat
membahayakan penerbangan. Hari Kamis (3/9) pagi, bandara kembali lumpuh
tanpa aktivitas penerbangan. "Semua penerbangan menuju Pekanbaru sejak Kamis pagi belum ada yang dapat mendarat karena jarak pandang mencapai 200 meter. Otoritas bandara tidak membolehkan pendaratan pesawat. Semua pesawat yang menuju Pekanbaru masih standby di bandara asal sampai cuaca membaik," ujar Tony Hendrik, Duty Manager Bandara Sultan Syarif Kasim II, Kamis.
Pada hari Rabu, bandara juga mengalami kelumpuhan setengah hari. Penerbangan baru normal di atas pukul 12.00. Meski demikian, dua pesawat yang bermalam di Pekanbaru, yaitu Lion Air dan Garuda Indonesia tujuan Jakarta, masih dapat diberangkatkan pada pukul 06.40 dan 07.10. Jarak pandang kemarin mencapai 500-1.000 meter.
Kamis pagi, kondisi kabut asap semakin parah. Jarak pandang bertahan di bawah 500 meter. Otoritas bandara melarang keberangkatan pesawat Lion Air dan Garuda Indonesia yang sebelumnya bermalam di Pekanbaru. Baru pada pukul 08.30 Garuda Indonesia terbang menuju Jakarta.
Udara Riau berbahaya
Kondisi
cuaca di hampir seluruh Riau sudah masuk kategori tidak sehat. Dari
pembacaan 10 alat pencatat Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) yang
tersebar di beberapa wilayah Riau, enam di antaranya berada pada
kategori Berbahaya dengan angka polutan di atas 300. Enam wilayah itu
adalah Rumbai dan Panam (Pekanbaru), Petapahan-Kampar, Minas-Siak,
serta Bangko dan Libo-Rokan Hilir. Wilayah Kota Pekanbaru sedikit lagi akan masuk tahap Berbahaya. Angka ISPU sudah mencapai 282 atau Sangat Tidak Sehat. Adapun Kota Dumai berada pada kategori Tidak Sehat.
Angka ISPU di Riau memang sangat berbahaya bagi kesehatan manusia, tetapi belum ada tanda-tanda pemerintah pusat dan daerah mengambil sikap untuk melindungi seluruh warga dari paparan asap. Sebagai pembanding, pada 2014, Pemerintah Kota Paris, Perancis, langsung memberlakukan pembatasan lalu lintas kendaraan motor di kota itu tatkala angka ISPU mencapai 180.
Meski demikian, aktivitas belajar-mengajar sudah mulai diliburkan. Beberapa daerah, yakni Pekanbaru, Siak, dan Bengkalis, meliburkan semua siswa dari taman kanak-kanak sampai SMA. Adapun Kuantan Singingi hanya meliburkan anak sekolah sampai SMP. Sementara murid SMA tetap bersekolah seperti biasa.
Aktivitas masyarakat umum di luar ruangan tidak berkurang. Pasar Pagi Cik Puan di Jalan Tuanku Tambusai masih dipenuhi pedagang dan pembeli. Sayangnya sangat minim pedagang dan pembeli yang menggunakan masker untuk melindungi diri.
Pantauan titik panas
Berdasarkan
pantauan satelit Aqua Terra pada Kamis pukul 07.00, titik panas di
Pulau Sumatera masih bertebaran mencapai 708. Jambi menjadi daerah
paling parah dengan 245 titik disusul Sumatera Selatan 189 dan Riau 177.
Wilayah Bengkulu, Sumatera Barat, dan Sumatera Utara yang biasanya
kosong ikut menyumbang masing-masing 24, 32, dan 10 titik. Jumlah titik
panas itu relatif sama dengan data sepanjang hari Rabu. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Riau Edwar Sanger mengungkapkan, Kamis pagi, kegiatan pengeboman air dengan menggunakan helikopter akan dimulai lagi setelah sempat berhenti dua hari terakhir. Berhentinya operasi helikopter disebabkan izin pakai sudah berakhir 31 Agustus sehingga membutuhkan izin baru.
"Hari ini helikopter sudah dapat dipakai lagi. Sepanjang Rabu Pelaksana Tugas Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman mengurus izin itu langsung di Jakarta. Setelah izin keluar, hari ini pekerjaan pengeboman air dimulai lagi," kata Edwar.
Sumber : Kompas.com
Baca Juga :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar