"Kami bertemu Donald Trump jam 13.00 (waktu setempat), di kantornya di Trump Plaza lantai 26. Informal saja. Bicara tentang ekonomi dan investasi Trump di Indonesia," kata Fadli melalui keterangan tertulisnya, Jumat (4/9).
Fadli menjelaskan, dalam pertemuan informal tersebut Trump menyampaikan dua proyeknya di Indonesia, yakni di Jawa Barat dan Bali yang bekerja sama dengan perusahaan swasta nasional.
Selain itu, ia mengatakan setelah bertemu dalam jamuan makan dan foto bersama selama sekitar 30 menit, rombongan mereka diajak ikut serta dalam konferensi pers Trump yang menjelaskan salah satunya soal imigrasi.
"Di konferensi pers itu Trump memperkenalkan Ketua DPR. Itu improvisasi saja. Karena kami sambil jalan akan pamitan, tentu sebagai sopan santun harus menunggu tuan rumah selesai," kata Fadli melanjutkan.
Meski demikian, Fadli membantah bahwa kehadiran Setya merupakan bentuk dukungan DPR RI kepada Trump. Menurutnya, tidak ada urusan antara DPR RI dengan pemilihan presiden di Amerika Serikat.
"Saya jawab wartawan AS tadi, ya itu terserah warga AS sendiri mau milih siapa. Bagi kami, kami senang pada Presiden AS yang mau berteman dengan Indonesia. Seperti Obama adalah teman Indonesia, juga Trump sekarang pun sebagai pengusaha adalah teman Indonesia," kata Fadli.
Fadli mengakui pertemuan dengan Trump tidak masuk ke dalam agenda resmi yang sudah dijadwalkan. "Tidak masuk acara resmi. Jadi spontan saja," ujar Fadli.
Sementara itu, Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah mengaku belum mengetahui agenda pertemuan dengan Donald Trump. Namun, ia mengetahui bahwa terdapat delegasi Indonesia di bawah pimpinan Ketua DPR Setya Novanto yang melakukan kunjungan ke Amerika Serikat dalam rangka menghadiri kegiatan pertemuan parlemen sedunia.
Fahri menduga pertemuan itu berlangsung spontan dan tidak perlu dipermasalahkan. "Saya duga itu spontan. Kan lagi pengantar musim kampanye. Sebagai proses nonton kampanye di sana, tak masalah," kata Fahri di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (4/9).
Berdasarkan informasi dari Kepala Bagian Tata Usaha Ketua DPR, Hani Tahapari, Setya Novanto dan Fadli Zon mengikuti agenda sidang The 4th World Conference of Speakers Inter Parliamentary Union (IPU) di New York. Acara tersebut diagendakan berlangsung dari tanggal 31 Agustus sampai dengan 2 September 2015.
Di luar agenda tersebut, Setya terlihat hadir dalam konferensi pers calon Presiden Amerika Serikat dari Partai Republik Donald Trump di Trump Tower, New York City, Kamis (3/9). Sejumlah media asing ramai mempublikasikan foto keduanya. Rekaman kehadiran Setya dalam acara ini pun beredar di Youtube.
Dalam akhir konferensi pers, Trump memperkenalkan Setya Novanto kepada publik. Setya dilaporkan hadir di acara itu bersama dengan rombongannya, termasuk Wakil Ketua DPR, Fadli Zon.
"Hadirin, ini adalah orang yang sangat luar biasa, Ketua DPR dari Indonesia, Setya Novanto. Salah satu orang yang paling berpengaruh dan dia ke sini untuk bertemu dengan saya. Kita akan melakukan hal yang luar biasa untuk AS, benarkan?" kata Trump kepada Setya, dalam rekaman video yang beredar di YouTube.
"Apakah warga Indonesia menyukai saya?," kata Trump, dikutip dari CBS.
Pertanyaan itu dijawab dengan Setya dengan singkat, "Ya, saya suka, terima kasih banyak."
Setya dan Trump kemudian berjabat tangan.
Trump dikenal sebagai politisi anti-imigran dan kerap melontarkan komentar kontroversial.
Beberapa bulan lalu, Trump mendapat kecaman publik ketika melontarkan komentar bahwa imigran asal Meksiko hanya menjadi kriminal di AS.
Trump, yang merupakan pebisnis real estate dan pemilik reality show Miss USA. Sejak komentar kontroversialnya, sejumlah saluran televisi AS bahkan memutuskan untuk membatalkan penanyangan Miss USA.
Sumber : cnnindonesia.com
Baca Juga :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar