BALIKPAPAN, KABARKALTIM.CO.ID-Maraknya
praktek-praktek politik uang dalam proses Pilkada Balikpapan membuat
prihatin KH Syekh Mas’ud Husain Al-Hasani, sebab hal ini menjadikan uang
seolah-olah adalah segala-galanya dan calon yang memiliki uang paling banyak dengan sombongnya merasa bakal memenangkan Pilkada.
Ulama
Kharismatik Kalimantan ini menyatakan uang bukan segalanya dan bukan
poin terpenting dalam memenangkan pertarungan pemilihan kepala daerah.
"Tidak
benar kata-kata orang yang mengatakan untuk menang pilkada harus punya
dana besar, mereka yang menggunakan uang banyak untuk meraih perolehan
suara adalah orang yang tidak mengerti manajemen politik, dan tidak
paham kekuasaan Allah SWT" kata Guru Mas’ud akrab dirinya disapa saat dihubungi kabarkaltim.co.id di kediamannya.
Menurut dia, terdapat poin
penting sebagai struktur dasar utama dalam meraih dukungan masyarakat
pada pilkada di Balikpapan yang rencananya akan digelar 9 Desember 2015.
"Poin-poin penting ini berupa jaringan yang harus saling mendukung, bersinergi dan hidup secara simultan," katanya.
Lebih lanjut Ketua Umum DPP Perhimpunan Rakyat Asli Kalimantan ini mengatakan, jaringan yang harus dihidupkan tersebut yakni jaringan tradisional dan keluarga.
"Baik
dalam bentuk keluarga kecil, maupun dalam bentuk keluarga besar seperti
hubungan kesukuan maupun orang yang mau mengaku keluarga," ucapnya.
Selanjutnya yakni jaringan emosional, seperti teman satu sekolah, satu kantor, tetangga satu tempat tinggal maupun teman se-organisasi.
"Tidak hanya teman secara sosial, teman secara kedekatan ekonomi dan politik pun juga harus digerakkan," katanya.
Poin
lainnya menurut Guru adalah kepentingan, yakni jaringan terhadap
orang-orang yang memangku dan memiliki kepentingan terhadap kota
Balikpapan.
"Yang keempat adalah jaringan kekuatan dan kekuasaan, baik kekuatan di bidang ekonomi, sosial dan politik," ujarnya.
Empat
poin penting tersebut menurut Guru harus dipadukan dengan pendekatan
terhadap media massa dan tokoh berpengaruh sebagai penghubung calon
dengan masyarakat.
"Tokoh
agama yang berpengaruh memiliki peranan penting, mulai dari menciptakan
karakter calon, membangun opini dan menghubungkan dengan para pengikut
tokoh tersebut untuk mendapatkan suara," ujar Guru.
Kalau
memang ingin menang dalam Pilkada lanjut Guru, maka para calon ini
harus segera melakukan kerjasama dan merangkul tokoh-tokoh yang memiliki
kharismatik dan pengikut yang fanatic, karena mereka inilah yang
memiliki suara yang signifikan untuk membantu kemenangan pasangan dan
doa-doa mereka inilah yang tulus dan cepat dikabulkan oleh Allah SWT.
“Jangan,
karena memiliki uang berlimpah sudah yakin akan menang, itu sebuah
kesombongan dan takabur, dan Allah SWT sangat benci sama orang yang
takabur,” tegas Guru
Guru
Mas’ud mengingatkan bahwa pemilik sejati sebuah kekuasaan (power)
hanyalah Allah swt. Firman Allah dalam al-Qur'an: "Katakanlah, Ya Allah
Tuhan yang memiliki segala kekuasaan. Engkau berikan kekuasaan kepada
siapa yang Engkau kehendaki, dan Engkau cabut kekuasaan dari siapa yang
Engkau kehendaki, dan Engkau muliakan siapa yang Engkau kehendaki dan
Engkau hinakan siapa yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala
kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas tiap-tiap sesuatu." (
QS.Ali Imran: 26).
Betapa pun
besar kekuasaan seorang raja, presiden yang diberikan oleh Allah,
bagi-Nya sangat mudah untuk mencabutnya. Betapa banyak kita lihat para
penguasa yang memiliki wilayah kekuasaan yang sangat luas, dan
diwariskan kepada anak cucunya, begitu ia mendapat jeweran Tuhan
langsung jatuh tersungkur.
“Betapa
pun banyaknya uang yang dimiliki dan itu menjadi sebuah kesombongan
untuk menang dalam Pilkada, maka sebentar saja Allah SWT akan
menghancurkannya,” kata Guru Mas’ud yang memiliki ribuan murid ini.
Karena
itulah Guru Mas’ud mengingatkan kepada para pasangan calon peserta
Pilkada Balikpapan, jangan takabur dan sombong dengan uang yang
dimiliki, karena uang tersebut belum tentu menjamin kemenangan dan
bahkan bisa menjadi sebuah kehancuran. Apalagi Allah SWT sangat benci
dengan orang-orang yang takabur dan menuhankan uang. (are)
Baca Juga :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar