Gairahkan Perekonomian, Dorong Olahraga sebagai Industri
JAKARTA - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo diangkat sebagai Dewan
Pembina AHHA PS Pati bersama Komjen Pol (Purn) Nanan Soekarna diangkat
sebagai Dewan Kehormatan AHHA PS Pati serta Ustad Gus Miftah sebagai
Dewan Penasehat. Bamsoet berharap seiring mulai digelarnya Liga 1 dan
Liga 2 sepakbola Indonesia dengan protokol kesehatan yang sangat ketat,
akan meningkatkan meningkatkan prestasi sepakbola Indonesia. Selain,
menggairahkan perekonomian daerah dan nasional.
Bank Rakyat Indonesia (BRI) sebagai sponsor utama Liga 1 memperkirakan,
kerugian ekonomi dari berhentinya sepak bola di dalam negeri cukup
besar, mencapai Rp 2,7 triliun hingga Rp 3 triliun per tahun. Selain itu
terdapat 24.000 orang yang terlibat secara langsung dalam industri
sepak bola nasional. "Menjadikan olahraga sebagai industri merupakan sebuah keniscayaan.
Karenanya, kehadiran anak-anak muda terlibat dalam industri olahraga,
seperti yang dilakukan Atta Halilintar bersama Putra Siregar yang
mengakuisisi klub sepakbola Liga 2 PSG Pati, yang kemudian berganti nama
menjadi AHHA PS Pati FC, patut didukung.
Selain menjadi inspirasi bagi
para pengusaha muda maupun korporat untuk turut berinvestasi dalam
industri olahraga, kehadiran mereka juga menjadi penanda bahwa masa
depan olahraga nasional masih penuh dengan berbagai harapan," ujar
Bamsoet usai menghadiri launching jersey AHHA PS Pati, di Jakarta, Kamis (23/9/2021) malam.
Ketua
DPR RI ke-20 ini menjelaskan, tidak ada salahnya Indonesia
mencontoh negara Swiss. Dengan menjadikan olahraga sebagai industri,
bisa memberikan pemasukan bagi pendapatan negaranya mencapai 22,8 miliar
dolar per tahun, menyerap 2,4 persen dari seluruh pasar tenaga
kerja,dan menciptakan sekitar 11.000 lapangan kerja baru dalam kurun
waktu 12
tahun.
"Menjadikan olahraga sebagai industri juga akan memberikan sumbangan
besar terhadap pemasukan negara melalui pajak. Hasil riset Ernst &
Young (EY) memperlihatkan, dalam kurun waktu 2013-2014 saja, sumbangan
pajak dari Liga Primer mencapai 2,4 miliar poundsterling atau lebih dari
Rp 51 triliun. EY juga melaporkan bahwa liga utama Inggris juga mampu
menyerap 103.354 tenaga kerja penuh waktu. Serta menyumbang produk
domestik bruto (PDB) sebesar 3,4 miliar poundsterling atau Rp 72,5
triliun," jelas Bamsoet.
Kepala Badan Penegakan Hukum, Pertahanan dan Keamanan KADIN Indonesia
ini menambahkan, firma konsultan keuangan Deloitte melaporkan, total
pendapatan 20 besar klub Eropa pada akhir musim 2016/2017 mencapai 7,9
miliar euro atau sekitar Rp 128,77 triliun. Melebihi Penerimaan Negara
Bukan Pajak (PNBP) sumber daya alam Indonesia yang 2018 ditargetkan Rp
103,7 triliun.
"Pertumbuhan industri olahraga akan semakin pesat didukung perkembangan
internet dan digitalisasi. AHHA PS Pati, misalnya, bisa memaksimalkan
penjualan merchandise melalui marketplace. Tidak hanya itu, membangun
komunikasi dan merekatkan ikatan persaudaraan antar suporter juga bisa
dilakukan melalui digitalisasi. Baik berupa media massa maupun berbagai
bentuk kreatifitas lainnya," pungkas Bamsoet. (*/kg)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar