SIARAN PERS IPW : Salam Neta S Pane Ketua Presidium Ind Police Watch
Neta S Pane
LETNAN Jenderal (purn) Djamari Chaniago harus mencabut
pernyataannya, yang menganggap kasus pengeroyokan yang dilakukan anggota
motor gede (moge) yang dipimpinnya terhadap dua prajurit TNI sebagai
masalah kecil.
Indonesia Police Watch (IPW) menilai pernyataan Djamhari itu sangat tidak mendidik dan sangat mengedepankan sikap arogansi dari seorang pensiunan militer. Seharusnya sebagai pimpinan kelompok moge itu, Djamhari meminta maaf kepada masyarakat, karena anggota rombongannya sudah berbuat semena-mena, tidak hanya kepada masyarakat umum di jalanan, tapi juga kepada anggota TNI yang dikeroyok.
Sikap Djamhari yang arogan itu tidak pantas ditiru dan akan membuat dirinya dicibir oleh masyarakat luas, yang pada akhirnya akan merugikan dirinya sebagai pensiunan yang seharusnya dihormati publik.
Untuk itu IPW berharap, Djamhari sebagai purnawirawan mau berjiwa besar mencabut ucapannya dan meminta maaf kepada masyarakat luas, khususnya kepada kedua prajurit TNI yang sedang terbaring di rumah sakit akibat dikeroyok anggota masyarakat sipil pengguna moge tersebut.
Seharusnya Djamhari bisa berkomentar lebih santun dalam melihat kasus ini. Belajar dari kasus ini, sudah saatnya para petinggi yang menjadi pimpinan motor gede mengingatkan para anggotanya agar tidak bersikap arogan di jalanan dan tidak bersikap ugal-ugalan atau tidak menjadi raja jalanan seperti geng motor yang banyak dikeluhkan masyarakat.
Jika pengendara moge bersikap ugal-ugalan seperti geng motor bukan mustahil masyarakat akan memberi perlawanan pada mereka dan pengendara moge akan menjadi musuh masyarakat di jalanan. Para purnawirawan yang menjadi pimpinan moge jangan mau menjadi bamper dan backing atas keugal-ugalan anggotanya.
Jika tidak, mereka akan
dicibir dan tidak dihargai publik. IPW mendesak Polda Sumbar memproses
kasus ini dengan Promoter. Selain dikenakan pasal telah melakukan
penganiayaan, pengendara moge itu harus dikenakan pasal berlapis, yakni
melawan aparatur negara. Dan sebaiknya kasus ini diselesaikan di
pengadilan agar ada efek pembelajaran agar pengendara moge tidak
bersikap seenaknya ugal ugalan dan pimpinannya tidak arogan atau
menganggap sepele persoalan yang ada, yang sudah membuat masyarakat
terluka. (*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar