September 18, 2020

Masyarakat Rugi jika Tidak Menggunakan Hak Pilihnya

APAKAH
pemilihan kepala daerah dengan calon tunggal ini baik? Apakah kotak kosong itu pertanda kemunduran demokrasi? Apakah daerah yang dipimpin oleh Plt Kepala Daerah itu adalah aib bagi daerah tersebut? Jika Anda masih sempat memikirkan hal ini, maka anda tergolong orang yang masih percaya bahwa negeri ini bisa terselamatkan dari matinya demokrasi yang disebabkan oleh monopoli money politic (politik uang).

Maka, mari kita terus berpikir bagaimana cara agar kotak kosong bisa hilang dari setiap pemilihan, baik memilih kepada daerah, anggota parlemen, maupun presiden. Kalau toh ternyata memang kita dihadapkan dengan Satu Pasangan Calon saja dalam setiap kontestasi, maka akhirnya rakyat cuma menetapkan calon pemimpin dan bukan memilih. Dan hal itu sama saja dengan melemahnya sistem demokrasi di suatau daerah tersebut.

Padahal, kata kamus, memilih itu artinya mencari atau memisah-misahkan mana yang baik. Bagaimana mencari dan memisahkan kalau yang ada cuma satu. Lebih luas lagi mari kita pikirkan bersama. Bagaimana mungkin seorang Calon Kepala Daerah yang diusung oleh mayoritas kursi DPRD di suatu daerah itu akan dapat memberikan garansi kepada masyarakat untuk bekerja dan mengabdi kepada masyarakat sebagai pelayan rakyat.

Sementara di dalam deal-dealnya patut diduga terdapat berbagai macam transaksi politik yang terjadi hingga diterbitkannya SK Rekomendasi dari para pimpinan nasional partai politik tertentu. Menanggapi pernyataan salah seorang anggota DPRD Kota Balikpapan yang mengatakan bahwa masyarakat akan rugi jika memilih kotak kosong. Hal itu adalah sebuah kemunduran berpikir bagi seorang elit politik yang notabene memahami betul konsep demokrasi dalam berbangsa dan bernegara.

Kita ketahui bahwa hakikat demokrasi adalah dari, oleh, dan untuk rakyat dan bukan untuk pribadi, golongan dan lembaga tertentu. Jika tidak ada kepercayaan publik terhadap pasangan calon kepala daerah tertentu meskipun seluruh partai di dalam kursi DPRD mengusungnya lantas tidak ada alternatifnya? Kolom Kosong justru adalah alternatif dari ketidakcocokan publik terhadap pasangan calon yang hanya satu itu dalam sebuah pemilihan umum yang demokratis dan Transparan. Ada sebuah pepatah yang hal itu menjadi Teks-Line yang disuarakan oleh Pejabat TNI dan Polri yang baru-baru saja menjabat di Bumi Kalimantan Timur yakni : "Dimana bumi dipijak,di situ langit dijunjung". Pepatah ini mengajarkan kepada kita untuk lebih menjunjung tinggi kearifan lokal di suatu daerah, baik itu bahasa, budaya, dan keseniannya. Bukan menonjolkan kearifan lokal dari wilayah tertentu dan membawanya masuk ke dalam wilayah yang dipijak karena itu akan berpotensi membuat kesenjangan, ketegangan dan gesekan di akar rumput apabila cara-cara seperti itu terus menerus dilakukan utamanya dalam urusan politik pencitraan untuk mendongkrak elektabilitas individu tertentu. (*)

Baca Juga :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar


Follow Kami

NEWS UPDATE

POPULER

INFO LOWONGAN KERJA

JADWAL PENERBANGAN BANDARA SAMS SEPINGGAN BALIKPAPAN

INFO CUACA KALTIM