dr Abdul Hakim |
Partai mana berkoalisai dengan yang
mana. Bahkan hingga berapa mahar yang dibutuhkan untuk mendapatkan rekomendasi
dari partai yang akan mengusung. Walaupun dua kali turun gelanggan melalui
jalur independen saat itu, pendekatan melalui parpol pun sudah dicoba
dilakukan. Namun berbagai pertimbangan akhirnya, jalur perseoranglah yang
diambil bersama sang istri sebagai pasangannya ia maju dalam pilkada beberapa
tahun lalu.
Walau kesibukannya saat ini lebih
banyak dihabiskan mengurus pesantren dan beberapa tahfis Al Quran di Km 35
Samboja, perkembangan politik terkait Pilkada Balikpapan masih sesekali ia
amati.
Bahkan masih ada beberapa pihak
menghubuginya untuk bertemu untuk membahas politik yang saat ini kian marak.
Namun pandemi Covid-19, membuat ia lebih memantapkan diri untuk mengurus
pasiennya yang dilakukan melalui media daring dalam berpraktek kedokterannya
sehari-hari.
“Saat ini saya lebih banyak mengurus
pesantren. Ada sepuluh Tahfiz yang sedang digembleng untuk menghapal Al Quran
30 Juzz,” terangnya.
Terkait perkembangan Balikpapan dan
pilkada yang akan berlangsung terangnya, ia masih memantau, Balikpapan saat ini
menurutnya sangat membutuhkan pemimpin yang bisa bersinergi denga wakilnya. Ada
pembagian kerja yang cukup jelas sejak awal membangun pasangan. Tantangan Kota Balikpapan
semakin kompleks ke depan, apalagi ditunjuknya Kalimantan Timur sebagai ibukota
negara, Kota Balikpapan sebagai pintu gerbang harus segera menyiapkan diri
“Saya melihat Balikpapan perlu
kepemimpinan yang dapat menyinergikan kemampuan semua komponen masyarakat. Hal
itu bisa kita lihat dari berbaginya peran antara Walikota dan wakilnya. Oleh
karena itu Walikota Balikpapan ke depan harus memiliki wakil yang dapat
mendukung program yang dikampanyekan. Jangan berjalan dengan keinginan
masing-masing,” papar dr Hakim.
Dirinya melihat Pilkada Balikpapan
masih sangat kuat Petahana untuk mendapat dukungan masyarakat. Selain didukung
partai politik yang sudah dapat mengusung sendiri, sosok Rahmad Mas’ud sudah memiliki
modal sosial yang cukup dan pengalaman menjabat selama ini
“Beliau (Rahmad Mas’ud) harus cepat
menentukan pasangannya, sehingga cepat bekerja membangun komunikasi dengan
masyarakat dan membuat program-program yang akan ditawarkan sebagai visi dan
misinya. Dan tak kalah penting pasangannya harus paham dan seirama mewujudkan
visi-misi itu,” terangnya.
Melihat Balikpapan yang kian dinamis, dr Hakim menilai figur profesional dan memahami pemerintahan yang harus diambil RM sebagai mitranya. Hal ini berkaca pada pilkada-pilkada Balikpapan sebelumnya. Mau berakhirnya jabatan, terjadi hubungan yang kurang harmonis antara walikota dan wakilnya.
Melihat Balikpapan yang kian dinamis, dr Hakim menilai figur profesional dan memahami pemerintahan yang harus diambil RM sebagai mitranya. Hal ini berkaca pada pilkada-pilkada Balikpapan sebelumnya. Mau berakhirnya jabatan, terjadi hubungan yang kurang harmonis antara walikota dan wakilnya.
“Dan akhirnya bukan pembangunan
masyarakat yang diutamakan, masing-masing sibuk dengan menyiapkan pencalonan
diri mereka dan membuat kubu-kubuan saling berebut pengaruh di bawahannya.
Pemerintahan menjadi tidak sehat, pembangunan menjadi terganggu,” papar dr
Hakim.
Di sinilah RM lanjut dr Hakim sedang
diuji. Jika dahulu mungkin dia bingung harus mencari perahu. Sekarang sedang dihadapkan
siapa figur yang tepat menemaninya dalam menjalankan roda pemerintahan lima
tahun ke depan. Karena hampir semua figur yang ada sudah mendaftar di Partai
Gokar Balikpapan, dimana RM sebagai ketua parpol tersebut. Dan tak mungkin
Golkar akan menyerahkan jabatan Balikpapan 1 untuk kader atau pihak figur lain.
Tinggal menentukan wakilnya saja.
“Pilih yang sangat memahami di pemerintahan, tidak resisten dengan persoalan hukum yang terjadi. Tidak ada perbedaan kepentingan politik. Sehingga ketika sudah menjabat, walikota dan wakilnya sudah langsung bisa action. Karena sudah saling memahami apa yang harus dilakukan,” saran dr Hakim. (*/kk)
“Pilih yang sangat memahami di pemerintahan, tidak resisten dengan persoalan hukum yang terjadi. Tidak ada perbedaan kepentingan politik. Sehingga ketika sudah menjabat, walikota dan wakilnya sudah langsung bisa action. Karena sudah saling memahami apa yang harus dilakukan,” saran dr Hakim. (*/kk)
Baca Juga :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar