PEDULI LINGKUNGAN : PT Transkon menyerahkan bibit untuk ditanam di HLSW Balikpapan |
Salah satunya adalah Hutan Lindung Sungai Wain (HLSW) yang juga menjadi salah satu objek wisata unggulan kota Balikpapan. Hutan tropis seluas 10.025 Ha ini merupakan perpaduan kombinasi hutan asli dan hutan buatan.
Wilayah HLSW terbagi atas beberapa bagian yaitu hutan depterocarpa dataran rendah, hutan dipterocarpa perbukitan, hutan rawa terbuka dan air tawar, hutan riparian serta terdapat Sungai Wain yang mengalir sepanjang 18.300 meter dengan hutan bakau di tepinya.
Balikpapan tak hanya menyimpan potensi keanekaragaman sumber daya alam hayati, tetapi juga sumber daya alam non hayati. Keberadaan kilang-kilang minyak di Balikpapan memang memegang peranan penting dalam penyediaan bahan bakar bagi kawasan Indonesia Timur.
Seperti Kilang RU V Balikpapan yang menggunakan ketersediaan air dari waduk yang berada di Hutan Lindung Sungai Wain (HLSW) untuk semua kegiatan operasionalnya.
Ketersediaan air di waduk tersebut bersumber dari cadangan air di HLSW. Sehingga tentunya sangat dipengaruhi oleh kelestarian HLSW itu sendiri.
Namun kenyataan di lapangan seringkali sulit untuk dipantau. Aktivitas pembukaan lahan untuk ladang seringkali menjadi tak terkendali.
Pembakaran dan penebangan pohon secara liar menyebabkan degradasi hutan yang berakibat pada penurunan jumlah cadangan air dalam tanah di kawasan hutan lindung.
Melihat permasalahan tersebut, PT.Transkon Rent bekerjasama dengan Badan Pelaksana HLSW & DAS Manggar mengadakan kegiatan penanaman pohon yang diadakan di kawasan HLSW pada (25/11) baru-baru ini yang sekaligus untuk mensukseskan program Hari Penanaman Nasional.
“Kami sangat peduli dengan masalah penyelamatan alam dan kelestarian lingkungan,”kata Lexi Rompas Operation Manager PT Transkon saat ditemui di HLSW.
Menurut Lexi seluruh karyawannya dikerahkan untuk melakukan penanaman pohon Meranti dan Bengkirai karena kedua pohon ini adalah pohon langka dan sangat berguna untuk menjaga kelestarian hutan.
Lexi pun menyampaikan bahwa pihak PT Transkon sudah lama melakukan kerjasama dengan HLSW dalam rangka menjaga kelestarian hutan, salah satunya mereka pernah menyumbangkan CSR berupa 2 mobil double gardan untuk operasional HLSW dalam menjaga keamanan dan keselamatan di hutan Sungai Wain.
Sebab, dengan menggunakan mobil tersebut, para petugas bisa memasuki kawasan hutan sampai ke dalam, termasuk juga memudahkan mobilisasi untuk pemadaman kebakaran.
Sementara itu menurut Agusdin, bantuan yang diberikan oleh PT Transkon sangat membantu tugas petugas hutan, sebab mereka bisa memantau dan mengawasi hutan sampai ke kawasan yang paling dalam, karena kendaraan tersebut memang diperuntukkan untuk medan sulit.
"Hutan ini masih asli, dekat dengan kota. Keanekaragaman hayati masih bisa terjaga. Kami sangat terbantu dengan adanya pihak swasta memperhatikan Sungai Wain," ujar Agusdin- Manager Pengelolaan Kawasan Sungai Wain.
Pria kelahiran 9 Februari 1971 ini menjadi seorang pemerhati sekaligus pelestari lingkungan di Kawasan Hutan Lindung Sungai Wain, Balikpapan. Sejak 1996, Agusdin berjibaku mengurusi konservasi dan kelestarian Sungai Wain.
Tak tanggung-tanggung, Agusdin menyatakan jika lahan seluas 9.782 hektare menjadi area perhatiannya.
Di area tersebut, menurut Agusdin, terdapat binatang endemik (sebanyak 9 jenis primata endemik di Sungai Wain (bekantan serta burung langka) dan flora yang patut dijaga kelestariannya.
"Semangat saya mengawasi hutan ini sebenarnya karena saya sebagai masyarakat yang tinggal di hutan sejak nenek moyang. Juga saya merasa malu melihat para peneliti asing yang demikian peduli terhadap kondisi Sungai Wain," ujar Agusdin.
Agusdin mengaku terpicu menjadi pemerhati lingkungan saat dirinya menjadi asisten peneliti dari Belanda terkait konservasi orang utan dan beruang madu di Sungai Wain.
Karena itulah dengan adanya bantuan dari perusahaan PT Transkon ini membuat pihak pengelola Sungai Wain terpacu untuk terus menjaga kelestarian hutan tersebut.
Dengan didampingi oleh para petugas dari HLSW para karyawan PT Transkon dengan penuh semangat menanam 50 bibit pohon Meranti dan Bengkirai, mereka pun dengan sukacita masuk ke dalam hutan karena lokasi penanaman berada di kawasan dekat waduk yang ditempuh dengan berjalan kaki dan cukup melelahkan para peserta. (are)
Baca Juga :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar