September 18, 2017

Dari 343 Penderita HIV/AIDS Sudah Meninggal 48 Orang

Harmadji. (baharsikki/kk)
SANGATTA,KABARKALTIM.CO.ID- Sekretaris Komisi Penanggulangan HIV/AIDS (KPAI) Harmadji menyatakan, temuan penderita penyakit berbahaya yang belum ditemukan obatnya di Kabupaten kutai Timur (Kutim), Kaltim terus bertambah. Hingga, per 18 Sepetember 2017 KPAI Kutim sudah mendata  343 orang penderita HIV/AIDs. Dan dari 343 penderita HIV/AIDS tersebut sudah meninggal 48 orang.

"Perkembangan temuan penderita AIDs kebanyakan di Muara Wahau," kata Harmadji sesaat menyelenggarakan sosialisasi penanggulangan HIV/AIDs di Sekretariat Kabupaten Bukit Pelangi, Senin (18/9/2017).


Harmadji memperkirakan penderita HIV/AIDS di Kutim sekira ribuan orang. Ini mungkin imbas dari penutupan lokasisasi Dolly di Surabaya, dan penutupan Kampung Kajang. Sehinga penyuplai penyakit HIV/AIDS senantiasa mencari daerah-daerah yang potensial banyak permintaan (demand). Muara Wahau dikenal ada banyak perusahaan perkebunan kelapa sawit di sana. Pekerja Seks Komersial (PSK) itu banyak datang di Muara Wahau mengincar para karyawan perusahaan untuk digait sebagai pelanggan.

Terkait temuan HIV/AIDS di Kutim tiap tahun jumlahnya bertambah, Harmadji membantah hal tersebut tidak berhubungan dengan langkah preventif (pencegahan) yang dilakukan selama ini dengan menggunakan dana hibah dari Pemkab Kutim. "Dana hibah dari Pemkab Kutim sudah turun. Tidak seperti tahun sebelumnya. Tahun 2017 ini KPAI Kutim hanya mendapat dana senilai lebih dari seratus juta rupiah," bebernya.

Dari 343 orang penderita HIV/AIDS itu, pihak KPAI selalu berkoordinasi pihak terkait untuk melakukan penekanan penyebaran virus mematikan. KPAI Kutim bekerja dengan rumah sakit, Puskesmas melakukan diagnosa terhadap penderita. Pemberian obat antiretrovirals (ARV) terhadap pasien secara gratis. ARV ini bukan obat menyembutkan pasien penderita HIV/AIDS, tapi hanya bersifat meredam virus itu agar tidak terus menggerogoti kekebalan tubuh si-penderita.

"Ketika penderita diperiksa tim medis dan ternyata, virus AIDS tidak terdeteksi lagi dalam tubuh pasien, maka berhubungan intimdengan penderita HIV/AIDS tak menggunakan kondom. Itu tidak apa-apa. Virus HIV tidak khawatir tertular, alias aman," katanya.

Dengan ditutupnya beberapa lokalisasi, lanjut Harmadji, secara de facto, PSK masih berkeliaran. Justru KPAI Kutim kerebotan melakukan penanggulangan karena untuk bertatap muka dengan penderita HIV/AIDs sulit ditemui. Karena alamat, dan tempat mangkal mereka (HIV/AIDS) tidak diketahui secara pasti. Penderita HIV/AIDS ini kebanyakan perempuan. Usia antara 21 -40 tahun. Penanggulangan HIV/AIDs ini bukan hanya semata menjadi tanggungjawab semata KPAI tapi juga menjadi tanggungjawab bersama. Baik dari tokoh agama, tokoh masyarakat,masyarakat, maupun pemerintah serta perusahaan. (baharsikki)
Baca Juga :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar


Follow Kami

NEWS UPDATE

POPULER

INFO LOWONGAN KERJA

JADWAL PENERBANGAN BANDARA SAMS SEPINGGAN BALIKPAPAN

INFO CUACA KALTIM