November 30, 2016

"NKRI Harga Mati" Dipertanyakan

Apel Nusantara Bersatu. (baharsikki/kk)

SANGATTA, KABARKALTIM. CO.ID-  Rabu pagi (30/11/2016) teriakan lantang slogan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) harga mati oleh peserta apel Nusantara Bersatu dipimpin orator kawakan di lapangan Kantor Bupati, Pusat Pemerintahan Bukit Pelangi membakar semangat kalangan TNI/Polri, PNS, honorer, Ormas bertekad mempertahankan bumi pertiwi hingga titik darah penghabisan.


Seiring perputaran waktu, matahari kian meninggi dengan suasana cerah menyemprotkan sinar mentari paginya dari ufuk timur  menyapa kawasan Pusat Pemerintahan Bukit Pelangi  menambah udara makin hangat. Semua  perwakilan etnis, suku, agama  gabung dengan pegawai, anak sekolah tampak dalam apel Nusantara Bersatu. Awalnya, peserta apel antusias mengikuti tiap agenda acara berkumpul berbaur  bersama di lapangan berumput hijau. Namun suasana  semakin terasa panas karena sinar matahari tidak tertutup awan. 

Sehingga memaksa sejumlah peserta harus beranjak dari tempat berdiri jalan kaki menuju tempat berteduh di bawah pohon, dan di bawah tenda. Peserta berhamburan  masing-masing  mentari tempat berteduh agar mereka merasa tidak terlalu panas tubuhnya. "Aduh! tak tahan panas," keluh sejumlah peserta apel mengikat pita di kepalanya.

Bubarnya sejumlah peserta apel Nusantara Bersatu sebelum waktunya sesuai agenda, menjadi tanda tanya tersendiri apa betul-betul dalam mempertahankan keutuhan NKRI siap mengorbankan jiwa dan raga. "Ini baru terasa panas. Belum berhadapan dengan senjata mematikan. Kok sudah pada bubaran. Jiwa kepahlawannnya seperti apa," kata mereka yang tetap bertahan  di lapangan hingga acara resmi ditutup.

Dari catatan sejarah, berapa orang yang mati mempertahankan keutuhan NKRI?. Namun dibalik perjalanan bangsa Indonesia sejak merdeka 17 Agustus 1945 sampai November 2016 ini ada fakta menarik yang perlu dikaji bersama. "NKRI bukan  harga mati". Tapi  keutuhan NKRI adalah harga negosiasi. Timor Timur lepas dari pangkuan NKRI karena hasil negosiasi, bukan terjadi pertumpahan darah menelan korban jiwa. Begitu pula pulau Ligitan dan Sepadan pisah dari NKRI karena hasil negosiasi. Kepada siapa sebenarnya pas untuk kata "NKRI  harga mati". Jawabnya, kembali ke masing-masing diri pribadi. (ri)







Baca Juga :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar


Follow Kami

NEWS UPDATE

POPULER

INFO LOWONGAN KERJA

JADWAL PENERBANGAN BANDARA SAMS SEPINGGAN BALIKPAPAN

INFO CUACA KALTIM