Mei 17, 2016

"Angka Kematian Ibu Masih Tinggi"

Pelatihan bagi petugas kesehatan Kutim-Bontang.(bahar sikki/kk)
SANGATTA,KABARKALTIM.CO.ID-  Menggunakan Anggaran Pendapatan Belanja Nasional (APBN) 2016 Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) menyelenggarakan pelatihan orientasi kesehatan usia sekolah dan remaja , serta  orientasi terintegrasi pemanfaatan kohort bayi, balita dan prasekolah kelas ibu dengan melibatkan 100 peserta dari Kabupaten Kutai Timur (Kutim) sama Kota Bontang. Acara pelatihan tersebut dilangsungkan selama 5 hari (16-21 Mei 2016) di Hotel Royal Victoria, Sangatta.

Kepala Bidang Bimbingan Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kutim dr Yuwana membuka acara pelatihan di Pelangi Room  Hotel Royal Victoria, sekira pukul 08.34 Wita, Selasa (17/5/2016). Yuwana mengatakan,  untuk mencapai tujuan Millenium Devalopment Goals (MDGs) diperlukan sumber daya manusia berkualitas. Untuk iru, pelatihan  komptensi dalam upaya peningkatan derajat kesehatan bayi, anak dan ibu perlu terus dilakukan secara komprehensif.

“Petugas kesehatan harus rajin melaksanakan pencatatan dan pelaporan.  Apa yang dicatat bidan dilaporkan ke Dinas Kesehatan tingkat dua, terus catatan pelaporan dilanjutkan di tingkat provinsi, dan dari Kaltim dilaporkan lagi ke pusat, yakni Kementerian Kesehatan RI,” tukas Yuwana saat membaca sambutan tertulis Kepala Diskes Kutim dr Aisyah.


Dalam melaksanakan tugas pencatatan, bidan bisa bersifat pasif dan aktif. Pasif artinya, tiap kunjungan masyarakat (pasien) di tempat layanan kesehatan harus dicatat dan dilaporkan sesuai standar. Begitu pula dalam pencatatan  yang bersifat aktif, yakni, petugas kesehatan mendatangi kantong-kantong masyarakat (jemput bola) guna mencatat  kondisi kesehatan  ibu hamil, bayi  dan balita serta anak usia sekolah. Dari catatan petugas kesehatan dijadikan bahan evaluasi untuk perencanaan pembangunan kesehatan kedepan.

“Karena angka kematian ibu, balita di Kutim masih terbilang tinggi.  Khusus data 2015 angka kematian ibu di Kutim tercatat duabelas orang,” bebernya.

Untuk itu, pelatihan ini hendaknya diikuti sungguh-sungguh oleh peserta. Karena setelah kembali ke wilayah tugas masing-masing, petugas kesehatan dituntut mampu memberi pemahaman kepada masyarakat tentang pentingnya buku kesehatan ibu anak.


Panitia Meliana  menambahkan, penyelenggaraan pelatihan ini melalui upaya kerja keras. Karena tidak mudah mendapatkan anggaran  dari pusat untuk kegiatan  seperti ini. Hanya saja karena Kaltim masih dinilai angka kematian ibu dan bayi masih terbilang tinggi, maka penguatan petugas kesehatan  yang berkualitas perlu dilakukan. Karena rupanya khusus angka kematian ibu  untuk Kutim sama Bontang datanya stagnan, yakni 8 Bontang dan 12 Kutim tahun 2015. (ri)
Baca Juga :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar


Follow Kami

NEWS UPDATE

POPULER

INFO LOWONGAN KERJA

JADWAL PENERBANGAN BANDARA SAMS SEPINGGAN BALIKPAPAN

INFO CUACA KALTIM