Warga berpendapat, bahwa film ini memuat kisah tentang kawula muda yang masih menyandang status pelajar SMA yang menjalin asmara dengan seorang wanita tuna susila (PSK). Menurut warga, kisah yang terkandung dalam film ini dikhawatirkan bisa disalahtafsirkan oleh kalangan anak-anak muda khususnya para pelajar.
Ketua Komisi IV DPRD Kota Balikpapan Ida Prahastuty kepada awak media (11/9/2015) menyatakan, anak-anak yang menonton film ini perlu didampingi oleh orang tua. Ida khawatir akan ada salah persepsi setelah menonton film Bidadari Terakhir tersebut.
Kita tidak bisa menghentikan tayangan itu. Karena penayangan film ini diputar serentak di seluruh Indonesia.
"Kami himbau pelajar untuk lebih selektif menonton film, termasuk film ini," sambung Ida.
Tetapi masyarakat tetap memginginkan agar film Bidadari terakhir distop tayang di bioskop.
Walaupun telah melalui proses editing, sebagian besar warga masyarakat Kota Balikpapan tetap tidak menginginkan film ini diputar. (shinta g setyana)
Baca Juga :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar