Oktober 05, 2019

SDM-SDM Dayak Harus Dilibatkan Pemerintahan Joko Widodo


Lusiano : Ibu Kota Negara yang Baru Sebaiknya Dinamakan DKI Kutai Kartanegara

Lusiano
PUTRA Borneo yang merupakan aktivis Dayak, Ir Lusiano BBA SH MBA MSi, 
terbebani pikiran soal nasib DKI Jakarta. Suatu obrolan di siang hari, sembari makan nasi kuning dan soto Banjar, Lusiano mengungkapkan, mengapa harus repot mencari calon wakil gubernur DKI Jakarta? 
"Panggil aja lagi Mas Sandiaga Uno yang sudah sempat berjuang sebagai wakil gubernur DKI Jakarta. Pasti banyak yang bisa dia buat untuk membantu Mas Anis," kata Lusiano, selain aktivis Dayak, juga ahli pengacara, wartawan dan konsultan ahli perminyakan. 

Dia mengingatkan, jika masuk penghujan, siap-siap bencana banjir datang di Jakarta. "Apabila masih sulit juga cari calonnya, saya Lusiano siap melamar jadi wakil gubernur DKI Jakarta. Gitu aja kok repot, membantu menyarankan membenahi ibu kota negara DKI Jakarta dan menyarankan presiden RI untuk atasi permasalahan Jakarta dan Pulau Jawa untuk kemanusiaan, kesehatan, lingkungan hidup dari yang namanya kepadatan penduduk," beber Lusiano. 

"Satu-satu jalan untuk pemerataan pembangunan, segera pindah ibu kota negara ke Kalimantan. Dan juga untuk keamanan negara,  semuanya sentralistik di Jawa, sudah kurang aman dan tidak nyaman," tegas dia.
Lusiano pun siap bergabung menjadi konsultan Pemerintah maupun pengawas pembangunan Ibu Kota Negara di Kalimanatan. Sebagai aktivis Borneo, siap masuk sebagai pengawas atau komisaris di BUMN khususnya di perminyakan. Bidang perminyakan, banyak digelutinya selama 45 tahun sampai saat ini. Dirinya aktif memberikan masukan ke Pertamina untuk ke masa depan, memberikan saran-saran memaksimalkan usaha-usaha kecil daerah, merger dengan pengusaha-pengusaha besar Jakarta yang bergerak di perminyakan. 
"Memaksimalkan rekrutmen pegawai putra daerah agar terjadi perimbangan dan keadilan-keadilan, untuk antisipasi kondusivitas masa depan dan jangka panjang sebagai bentuk pemerataan," urai Lusiano. 
Lusiano menyarakan kepada Presiden RI Joko Widodo, agar ibu kota negara baru agar diberinama DKI KUTAI KARTANEGARA, karena letaknya di tanah kerajaan Hindu tertua di Indonesia yaitu di Kutai Kartanegara.
Lusiano saat ini aktif juga di perjuangan Gerakan Dayak Nasional (GDN), mengetuk bersama teman-teman aktivis, mengetuk pintu istana menyampaikan aspirasi agar SDM-SDM Dayak dilibatkan dalam kabinet dan kegiatan-kegiatan BUMN BUMN untuk pengembangan pemberian kesempatan. 
Sedikit bercanda, Lusiano mengatakan, sayang disayangkan jika SDM Dayak multitalenta seperti dirinya, jika tidak dimanfaatkan, nanti dipakai negara asing. "Nyesel nanti Pak Presiden, ada orang Dayak pinter tidak dimanfaatkan. Dijamin kerja dan ada kemampuan, tidak mau dikasih tahta untuk tutup mulut saja atau untuk meredam,  tidak. Mau jabatan untuk saya bisa berbuat untuk orang lain, negara dan dan bangsa. Tidak  mau tahta yang hanya untuk tutup mulut saja, tidak mau nanti takut masuk neraka," tandas Lusiano. (*/tw)
Baca Juga :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar


Follow Kami

NEWS UPDATE

POPULER

INFO LOWONGAN KERJA

JADWAL PENERBANGAN BANDARA SAMS SEPINGGAN BALIKPAPAN

INFO CUACA KALTIM